Begini Kata PDIP Tangsel Soal Kontes Layang-Layang Tradisional dan Filosofinya

Wakil Ketua DPRD  Iwan Rahayu dan Ketua PDIP Tangsel, Wanto Sugito, serahkan uang dan trophy  kepada juara kontes layang-layang tradisional. Wakil Ketua DPRD Iwan Rahayu dan Ketua PDIP Tangsel, Wanto Sugito, serahkan uang dan trophy kepada juara kontes layang-layang tradisional.

Detaktangsel.com PONDOK AREN-Tak bisa dipungkiri, permainan layang-layang kini banyak di gemari oleh masyarakat baik anak-anak, remaja maupun orang tua. Bermain layang-layang, di percaya dapat menghilangkan stress.

Namun apa jadinya jika permainan layang-layang, terutama layangan tradisional dari berbagai bentuk dan berbagai ukuran di jadikan kontes layang-layang? Seperti kontes layang-layang tradisional yang diasakan di wilayah Kelurahan Perigi Baru, Pondok Aren, Kota Tangsel.

Selain menghibur, kontes layang-layang juga menjadi ajang kreasi dan inovasi bagi para pembuat layang-layang tradisonal tentang seberapa hebat layangan yang dibuatnya tetap bertahan di langit dalam kondisi minim angin sebagai penggerak utama layang-layang.

Pantauan di lokasi kontes layang-layang di lapangan Persepta, Perigi Baru itu, panitia mengaku kewalahan oleh peserta yang ikut mendaftar. Akhirnya, kontes layang-layang yang pertama kali di gelar di wilayah itu, hanya diikuti 130 dari 200 peserta yang mendaftar.

"Kami ngak menyangka kalau pesertanya membludak, makanya kita batasi karena keterbatasan lahan," kata Ketua Panitia, Asman Sofrin di lokasi.

Menurutnya, kontes layang-layang tradisional yang di motori dan dibuka oleh Anggota DPRD Kota Tangsel dari Fraksi PDIP itu, tidak di pungut biaya alias gratis. Tujuannya untuk melestarikan permainan tradisional yang ada di masyarakat.

"Ini juga buat hiburan masyarakat, agar mereka bisa terus melestarikan layang-layang trasisioanl," ungkapnya.

Ditempat yang sama, Anggota DPRD Kota Tangsel, Undang Kasi Ujar mengatakan, kontes layang-layang tradisional menjadi ajang silaturahmi warga di era new normal akibat wabah Coronavirus Disease atau Covid-19 saat ini.

"Nah, agar masyarakat ngak jenuh di era new normal ini, kontes layangan ini menjadi solusi. Kita juga memberikan reward kepada masing-masing pemenang berupa trophy dan uang," terang Undang.

Anggota Komisi lV itu juga jelaskan, kontes layang-layang tradisional tersebut akan menjadi agenda tahunan yang digelar di lapangan tersebut.

"Kami berharap ada inovasi lebih bagi peserta kontes dalam mengembangkan layangannya. Karena nanti, inovasi dalam membuat layang-layang, juga akan masuk penilaian," bebernya.

Sementara Wakil Ketua DPRD Kota Tangsel dari Fraksi PDIP, Iwan Rahayu yang datang bersama Ketua DPC PDIP Tangsel, Wanto Sugito dan Anggota Fraksi lainnnya mengaku sangat mengapresiasi kontes layang-layang tradisional tersebut.

Iwan beralasan, di era serba digital yang berdampak pada kemajuan dan perubahan, permainan tradisional seperti layang-layang tetap tetap harus dipertahankan di tengah masyarakat.

"Termasuk dalam kegiatan bermain, permainan tradisional banyak yang sudah mulai dilupakan karena adanya permainan berbasis teknologi. Padahal permainan tradisional sangat bermanfaat, terutama untuk anak-anak. Kita sangat mengapresiasi kegiatan ini, mudah-mudahan ini tetap di pertahankan," kata Iwan.

Sementara Ketua DPC PDIP Kota Tangsel Wanto Sugito mengungkapkan, filosofi yang diambil dari permainan layang-layang adalah semakin tinggi layang-layang, maka semakin kencang angin yang meniupnya. Begitupun dengan kehidupan manusia, akan semakin banyak tantangan yang harus di hadapi.

"Permainan layang-layang harus tetap dilestarikan, karena semakin tinggi layang-layang, semakin kencang angin meniupnya. Kita harus siap menghadapi tantangan besar dengan segala permasalahannya," pungkas Wanto.

Dari catatan panitia, juara kontes layang-layang tradisional tersebut berhak mendapatkan trophy juara dan uang yang masing-masing juara l mendapatkan uang sebesar Rp 1,5 juta, juara ll sebesar Rp l Juta dan juara lll Rp,500 ribu.

Go to top

Copyright © 2013  Detak Group. All rights reserved.

Support by pamulang online