Print this page

Sejumlah Mahasiswa Dibohongi Pengelola STKIP

Sejumlah Mahasiswa Dibohongi Pengelola STKIP

detakserang.com- PANDEGLANG, Sejumlah mahasiswa Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Kusuma Negara merasa dibohongi pengelola lembaga pendidikan tinggi tersebut. Perguruan tinggi di Kampung Surianen, Desa Surianen, Kecamatan Patia ini 'numpang' di Gedung Madrasah Ibtidaiah (MI) setempat.

Mereka tidak memiliki status yang jelas. Seharusnya masa perkuliahan selesai 2012. Tetapi sampai saat ini masih terkatung-katung. Padahal mereka sudah mengeluarkan dana cukup besar untuk memenuhi kebutuhan perkuliahan. Mereka minta pihak pengelola agar mengembalikan biaya yang sudah dikeluarkannya.

Darna, mahasiswa STKIP Kusuma Negara pun merasa dibohongi pihak pengelola lembaga pendidikan tinggi ini.

"Saya dan teman-teman menurut rencana akan diwisudakan akhir 2012. Tetapi sampai sekarang tidak diwisuda. Saya bersama mahasiswa yang lain pernah menanyakan pihak pengelola masalah ini. Tetapi hanya sebatas dijanjikan saja. Kenyataannya sampai sekarang tidak ada kejelasan, "ungkapnya saat ditemui di kediamannya di Kampung Surianen Desa Surianen, Kecamatan Patia Kabupaten Pandeglang, Jumat (2/5).

Darna menjelaskan, kampus yang digunakan untuk kegiatan perkuliahan dulu itu 'numpang' di Gedung Sekolah Madrasah Ibtidaiah (MI) di Kampung Surianen. Setelah kegiatan berlangsung selama kurang lebih satu tahun pindah ke Sekolah Madrasah Tsanawiyah (MTS) Kecamatan Pagelaran. Ia sempat mempertanyakan status perkuliahan ke pihak pengelola. Namun, pihaknya tidak diberikan jawaban yang jelas.

"Memang dari pengelola juga pernah mengembalikan uang kepada sejumlah mahasiswa. Tetapi tidak semuanya dikembalikan. Itu artinya status perkuliahan kami ini tidak jelas alias bodong. Untuk itu, pihaknya minta pihak pengelola agar mengebalikan dana perkuliahan yang sudah kami berikan seutuhnya dan kami akan pindah keprguruan tinggi yang memiliki status jelas," tambahnya.

Hal yang sama juga dikatakan mahasiswa lainnya Onah Latifah. Ia membenarkan bahwa dari awal melakukan kegiatan perkuliahan di kampus tersebut tidak mempunyai status yang jelas. Sebab, setelah kegiatan perkuliahan selesai 2012 lalu itu sampai sekarang belum menerima ijazah dan juga belum melakukan wisuda.

"Kami semua meras dirugikan dan dibohongi pihak pengelola kampus. Tidak heran selama ini kami tidak memiliki status yang jelas," katanya.