Print this page

Sejumlah Kalangan Tolak Pemindahan Badak Jawa

Kegiatan konferensi pers yang dilakukan oleh BTNUK di kantor BTNUK diwilayah Kecamatan Labuan. Kegiatan konferensi pers yang dilakukan oleh BTNUK di kantor BTNUK diwilayah Kecamatan Labuan.

detakserang.com- PANDEGLANG, Beberapa kalangan dari organisasi kemasyarakat menolak rencana pemindahan satwa langka yakni badak jawa cula satu dari ujung kulon yang akan dilakukan oleh World Wide Fund (WWF) dan Badan Taman Nasional Ujung Kulon (BTNUK) keluar Daerah yaitu, Cikeupuh di Daerah Sukabumi dan Halimun, sebab badak cula satu tersebut merupakan satwa langka yang hanya ada diwilayah Pandeglang yang juga merupakan ikon Kabupaten Pandeglang.

Ketua Lembaga Pendidikan Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP3M) Universitas Matlaul Anwar (UNMA) Banten Sehabudin mengatakan, pihaknya menolak dengan encana pemindahan badak cula satu terasebut, sebab kata dia, satwa langka tersebut merupakan ikon Kabupaten Pandeglang, dan badak cula satu itu adalah satu-satunya yang ada diwilayah Pandeglang, yakni ujung kulon.

"Saya tidak setuju dengan adanya rencana pemindahan badak itu sendiri, jika alasan untuk meningkatkan populasinya kenapa tidak didaerah ujung kulon itu wilayahnya diperluas untuk meningkatkan populasinya,"ungkapnya, dalam acara konferensi Pers yang dilakukan oleh BTNUK di Kantor BTNUK diwilayah Kecamatan Labuan, Selasa (9/9).

Hal yang sama juga dikatakan oleh Aktivis Pergerakan Pemuda Peduli Pandeglang (P4) Aif Ekek, badak jawa diujung kulon harusnya dilestarikan dengan baik agar tidak mengalami kepunahan, bukan berarti mengalihkan kedaerah lain yang belum tentu keselamatannya bisa terjamin, selain itu juga diwilayah Ujung Kulon masih banyak lahan yang harus dikelola untuk dijadikan habitat badak itu sendiri agar populasinya semakin bertambah.

"Dipindahkan kedaerah lain juga belum tentu keselamatan dan populasinya itu terjamin bagus, apa salahnya kalau diujung kulon itu wilayahnya diperluas untuk habitat badak itu sendiri,"katanya.

Sementara Moh. Haryono, Kepala BTNUK memaparkan, rencana pemindahan badak jawa dari ujung kulon itu merupakan rencana pembangunan populasi kedua, sebab kondisi populasi badak jawa yang hanya terdapat pada satu lokasi dengan jumlah individu yang kecil sangat rentan dengan kepunahan. namun kata dia, untuk melakukan pemindahan tersebut perlu banyak kajian-kajian yang harus dilakukan, seperti kajian lokasi untuk pembangunan populasi kedua. Selain itu kata Haryono, rencana dilakukannya pembangunan populasi tersebut yaitu untuk menghindari perkawian sedarah, persaingan dan pemangsaan, penyebaran wabah penyakit dari hewan ternak, bencana alam yang dapat mengancam kepunahan badak jawa itu sendiri.

"Dari posisi geografis semenanjung ujung kulon yang dikelilingi oleh lautan dan dekat dengan gunung krakataw, maka dengan mempertimbangkan kondisi tersebut perlu dilakukan langkah strategis dan terencana untuk penyelamatan populasi badak jawa di TNUK, yakni dengan cara membangun populasi kedua,"paparnya.

Masih kata Haryono seraya menambahkan, pembangunan populasi kedua badak jawa diluar TNUK tersebut bertujuan untuk menghindari atau mengurangi resiko dari beberapa faktor yang berpotensi mengancam kelestarian badak jawa itu sendiri.

"Pembangunan populasi baru badak jawa akan memberi harapan baru yang lebih besar bagi berkembangnya populasi satwa langka ini, pemindahan juga yang akan dilakukan itu tidak semuanya dilakukan melainkan hanya beberapa pasang saja,"tambahnya.