Dari beberapa kantor dinas sampai kantor kelurahan pascapengumuman, terlihat sepi. Hanya PNS Pemkot Tangsel yang beraktivitas.

Rasa kekecewaan tampak terlihat jelas dari raut wajah beberapa tenaga honorer. Adi (bukan nama sebenarnya) misalnya.

Ia merasa bak terpukul mengetahui namanya tidak lulus seleksi CPNS. Ia sudah kerja sebagai tenaga honorer cukup lama dan 3 kali ikut tes CPNS, masih tidak lulus juga.

"Saya kecewa banget Mas. Mungkin ini kesempatan terakhir ikut tes CPNS masalahnya umur udah mau lewat 45 tahun," ungkapnya, Kamis (20/2).

Hal senada juga dialami anggota Satpol PP Kota Tangsel (tidak mau ditulis namanya) yang sudah mengabdi dari sebelum terbentuknya kota ini. Ia bekerja sejak 2004 dan beberapa kali mengikuti tes CPNS, sekarang tidak lulus lagi.
"Sudah yang kesekian kalinya nih saya ikut seleksi CPNS gagal lagi. Tapi aneh kalau yang baru masa kerjanya bisa lulus seleksi," ujarnya.

Ia juga menyinyalir ada keanehan saat pemberkasan administrasi K2 yang dilakukan Badan Kepegawaian Kota Tangsel. Pasalnya, salah satu keluarga mantan pejabat Pemkot Tangsel yang baru mengabdi 4 tahun bisa lulus seleksi administrasi.

"Seharusnya Pemkot Tangsel lebih mengutamakan pegawai honorer yang masa kerjanya 10- 20 tahun, kalau merujuk pemberkasaan dari awal masuk SK-nya mah dari masih Kabupaten Tangerang," imbuhnya.

Masih banyak tenaga honorer yang merasa pengabdian mereka selama ini dari masa pemerintahan kabupaten hingga jadi kota pemekaran kurang mendapatkan perhatian dan penghargaan dari Pemkot Tangsel.

Sementara saat masalah ini dikonfirmasikan ke Walikota Tangsel Airin Rachmi Diany, Humas mengatakan, Airin sedang melakukan kunjungan besuk ke KPK. Sedangkan Wakil Walikota Tangsel Benyamin Davnie saat dikonfirmasi sedang memimpin rapat pimpinan SKPD. (red)