Enaknya Jadi PNS, Punya 12 Mobil, 3 rumah dan 3 Istri

Penulis saat Demo Menjadi berorasi, Aktivis Mahasiswa Penulis saat Demo Menjadi berorasi, Aktivis Mahasiswa

OPINI- Berapa hari ini Tangsel di guncang badai , berupa kejadian unik terjadi diantaranya munculnya data yang digelontorkan oleh salah satu instansi pemerintah kota Tangerang selatan yaitu Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Tangerang Selatan, dengan adanya 87 tempat hiburan tak miliki izin, yang kini sedang ditindaklanjuti. Pemerintah kota Tangsel melalui Badan Pelayanan Perizinan Terpadu pada bidang Pengawasan dan Pengendalian terus memantau kondisi di lapangan.

Namun yang menjadi unik di dalam pemerintahan Tangerang selatan ini adalah setiap menemukan sedikit atau banyak masalah dilapangan, masalah tersebut selalu langsung mendapatkan respon dan di tindaklanjuti oleh pemkot, dengan mengerahkan bagian tertentu. Ini sangat menarik dan unik, mengapa demikian. Persoalanya adalah terletak pada kebijakan seorang ibu, yaitu ibu kita Airin.Sesibuk apapun beliau selalu mampu menyediakan waktu untuk menginformasi segala macam persoalan yang melanda pemerintahan Tangerang selatan yah, bisa dikatakan ibu Airin itu "Super Hiro to Hiro" unikkan.

Nah, kali saya tidak ingin menceritakan tentang walikota kita. Tapi saya ingin menceritakan oknum-oknum di belakang beliau, ya bisa di bilang orang yang akan saya ceritakan ini adalah orang yang luarbiasa. Kenapa demikian, karena orang tersebut di sebut-sebut anak kesayangan walikota kita di Tangerang selatan.

Kalau kita berfikir rasional sampai dengan angka 87 tempat hiburan tidak memiliki izin ? pertanyaan sederhananya adalah mungkinkah 87 tempat hiburan ini tidak membaya rupeti/ pajak kepada DPPKAD kota Tangerang selatan. Saya yakin bahkan masyarakat umum pun yang tidak mengerti baca tulis tidak akan percaya dengan laporan tersebut.

Karena bagaimana mungkintempat hiburan itu bias bertahan sampai saat ini. Jika benar demikian dari 87 tempat hiburan tidak memiliki izin dan otamatis sudah pasti tidak membayar pajak daerah, maka sudah di pastikan bahwa 87 tempat hiburan itu sudah di tutup.

Menarik dari cerita diatas maka jika tempat hiburan tersebut masih di buka umum, maka kita bias menduga bahwa pihak satpol pp tangsel tidak mendapkan perintah atau rekomendasi dari pihak perijinan untuk menutup usaha hiburan tersebut, dan juga bias kita duga bahwa pihak perijinan (BP2T) sengaja tidak di berikan rekomendasi /perintah dari pihak yang berkaitan dengan pendapatan daerah yaitu (DPPKAD) artinya sudah tidak terjadi kerjasama yang baik antar lembaga di Tangerang selatan.

Jika instansi terkait saling kordinasi dan kerjasama dengan baik, maka tidak akan terjadi sampai dengan 87 tempat hiburan tidak memberikan masukan terhadap daerah/ Negara. Dan pada akhirnya ketika ada masalah lembaga pemerintahan ini akan saling lempar tanggungjawab.

Karena kami menduga sudah terjadinya KKN dalam instansi DPPKAD kenapa demikian, karena mungkin tidaknya seorang pejabat PNS memiliki 12 mobil 3 rumah dan 3 istri. Karena di oknum DPPKAD setelah kami teliti kerjanya hanya eselon ...dapat membeli berbagai macam.

Kami menduga ada oknum yang memainkan anggaran di tangsel ini, kami sangat yakin 87 tempat hiburan itu membayar pajak tapi mungkin tidak pada tempatnya. Inikan sering sekali terjadi di Tangerang selatan, bahkan beberapa oknum di lembaga keuangan Tangsel memiliki penghasilan 1% dari APBD Tangsel pertahun. Inikan tidak masuk akal jika oknum PNS mendapatkan demikian banyaknya kalau bukan mencoba bermain dalam KKN.

Setiap pengusaha ingin berusaha dengan tenang, termasuk melengkapkan semua perijinan yang dijadikan syarat oleh pemerintah membuka usaha di tangsel, namun dilapangan terkadang birokrasi banyak yang mempersulit. Jadi menurut saya jangan salahkan pengusaha persoalan tidak memiliki izin dan tidak membayar pajak. Arena mereka ketika mengajukan perizinan mungkin mudah tapi memprosesnya yang lama tanpa pelican.

Coba koreksi BP2T nya pasti bikin ijin di persulit dan dana yang di pinta petugas tidak wajar, sekarang ini banyak perampok berseragam dinas. Mungkin hanya sekedar ijin tetapi setornya kekantong oknum yag member ijin.

Kita sudah bosan dengan persoalan yang selalu menjadi topic bahasan tapi tidak memilik ikon kolusi yang jelas, kami coba memberikan saran jika memang di terima. Oleh pemerintah kota Tangerang selatan adalah coba jangan tebang pilih persoalan. Jika masalah sudah sering terjadi ini akan menjadi kebiasaan dan berakhir pada budaya.
1. Bersihkan lembaga instansi terkait dari permainan kotor.
2. Jangan beratkan beban pengusaha dengan setoran yang di luar kewajiban.
3. Tindak tegas oknum PNS yang pungli.
4. Tindak tegas atau pecat oknum nakal yang berusaha memperkaya diri sendiri.
5. Jangan salah gunakan jabatan untuk kepentingan pribadi.

anwar

 

Penulis: Hairil Anuar

Go to top

Copyright © 2013  Detak Group. All rights reserved.

Support by pamulang online