Asal Usul Nama Jalan di Pamulang

Asal Usul Nama Jalan di Pamulang

Detaktangsel.com, OPINI -- Saat mendengar nama suatu daerah atau jalan, pasti akan terbesit rasa ingin tahu bagaimana mulanya tempat itu bisa diberi nama jalan demikian. Bahkan sangking rasa penasaran yang kuat terkadang seseorang mencoba untuk mengasumsikan sendiri dengan menghubung-hubungkan nama jalan dengan peristiwa dan nama jalan yang bersangkutan, tanpa melalui riset dan penelitian sejarah yang sebenarnya. Alhasil, alih-alih mendapat informasi yang akurat justru menimbulkan kekacauan informasi yang membuat masyarakat terbodohi akibat menerima mentah-mentah asumsi yang keliru.

Akan halnya nama-nama jalan yang ada di Pamulang. Sebagian besar masyarakat dewasa kini sudah mengetahui bahwa ada tiga ruas jalan utama yang membelah wilayah yang berpenduduk 350.923 jiwa ini. Masing-masing adalah: Jl. Pajajaran, Jl. Siliwangi, Jl. Surya Kencana, dan Jl. Dr. Setia Budi.

Dan jika mendengar nama-nama jalan tersebut, seketika rasa penasaran kita akan muncul dengan sendirinya. Khususnya mereka yang belum mengenal banyak tentang sejarah Pamulang dan baru menetap di Pamulang sekitar lima belas tahunan. Jangan-jangan nama-nama jalan tersebut erat kaitannya dengan napak tilas kerajaan Pajajaran dengan pimpinannya Maharaja Parabu Siliwangi yang datang menaiki Kereta Surya Kencana dan membawa pengawalanya Dr. Setia Budi. (hehehehe...lokan gitu)

Padahal jika kita ingin mengetahui dengan sebenarnya asal usul nama jalan tersebut kita harus kembali dulu ke tahun 1985. Pada saat peningkatan status Kemantren Kedaung menjadi Kecamatan Pamulang sesuai PP No 3 tahun 1992 yang diusulkan oleh Bupati Tangerang ke-limabelas, H. Tadjus Sobirin kepada Gubernur Jawa Barat dengan nomor : 199.a/Pm.021.1/1985, tanggal 18 Februari 1985

Dimana sarat utama untuk mendapatakan SK Sekneg hal yang harus dipersiapkan adalah Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) menjadi Peraturan Pemerintah (PP).

Akhirnya melalui salinan Rencana Peraturan Pemerintah (RPP) yang dibawa oleh Bapak H. Maman Suparman dan Bapak Didi Isjunaedi, SH yang kebetulan saat itu merupakan pejabat Departemen Dalam Negeri yang berdomisili di wilayah Kemantren Pamulang, Komplek Witana Harja dan disampaikan kepada Sekcam Ciputat saat itu Bpk. Drs.Moch.Nasir Suryawinata yang ditugaskan menggantikan kepala Kemantren Pertama Bpk. Drs. Efendy Arsyad di Kantor Kemantren Pamulang, melahirkan salinan (copy) RPP sebagai tanda bukti keseriusan peningkatan status Kemantren menjadi Kecamatan Pamulang.

Namun menurut Pak Isjunaedi “ RPP ini tidak akan segera jadi PP kalau Peta masing-masing Kecamatan yang ada dalam RPP tidak seragam skalanya”.

Maka mulailah saat itu semua staf Kemantren terlihat sibuk merubah skala peta dalam RPP di seluruh Indonesia dalam waktu relatif singkat, termasuk memasukan nama nama jalan yang baru di wilayah Pamulang sebagai persiapan menyambut perubahan satus dari Kemantren menjadi Kecamatan. Mereka-mereka para staf Kemantren saat itu yang terlibat dalam pembuatan peta adalah: Alm. Noor Ismayadi putra Alm. Bpk.H.Amin Jambek, Anhar Efrial (sekarang pensiun), Ali Rahmat (skg staf PP Kec.Pamulang), Tatang dan lain-lain.

Maka tersusunlah nama-nama jalan baru yang seperti kita lihat sekarang yakni: Jl. Siliwangi, Jl. Pajajaran, Jl
Surya Kencana, dan Jl. DR.Setia Budi. Tujuannya dengan mengusung nama-nama yang akrab dengan Jawa Barat adalah memberikan kesan kepada pemerintah Jawa Barat bahwa Kec. Pamulang siap berada dalam wilayah Administrasi Jawa Barat dan bukan DKI Jakarta. Karena pada saat itu DKI Jakarta masih beranggapan bahwa Ciputat dan Pondok Cabe masuk dalam wilayah administrasinya. Begitulah sejarahnya mengapa sampai kemudian nama-nama jalan itu muncul.

Dan untuk mengenal lebih jauh lagi sebelum nama-nama jalan itu muncul di tahun 1992 ketika Pamulang resmi statusnya menjadi Kecamatan, berikut gambarannya:

Jl. Pajajaran dahulu orang menyebutnya Jl. Portal. Karena tepat di depan RSUD sekarang dahulunya memang terpasang Portal untuk KIR kendaraan muatan barang dan jasa. Bahkan jaman dahulu lokasi tersebut sering terjadi kecelakaan akibat pengendara lalai dalam berkemudi.

Kemudian Jl. Siliwangi disebut juga Jl. Puspitek. Karena ketika Pusat Badan Tenaga Atom di Muncul dibuat, yang membangun prasarana jalan adalah Puspitek itu sendiri. Yang semulanya jalan becek berbatu menjadi mulus beraspal untuk memudahkan aset perjalanan dari Jakarta menuju Serpong.

Kemudian Jl. Surya Kencana dan Jl.Dr.Setia Budi, disebut Jl. AMD (ABRI Masuk Desa) atau Jl.Manunggal. Dahulu kedua nama jalan ini disebut masyarakat dengan nama Jl. Desa. Karena letak kantor Desa Pamulang saat itu berada tepat dilokasi yang sekarang menjadi rumah Bpk.Alm. H. Hasan sebelum dipindahkan ke tempat yang sekarang. Karena letaknya percis di pertigaan arah Pondok Cabe, Pondok Petir dan Kedaung maka kedua jalan ini disebut dengan nama Jl. Desa.

Pada tahun 1985 ketika ada program ABRI masuk desa di wilayah Pamulang, maka kedua jalan ini mendapat perhatian yang serius dari pemerintah Desa saat itu karena merupakan akses menuju ke pusat pemerintahan Desa. Maka mulailah bapak-bapak ABRI berkerja bersama warga bahu membahu membangun jalan ini, termasuk gang-gang yang ada saat itu tak luput dari perhatian AMD sampai selesai dan kemudian masyarakat memberinya nama-nama jalan tersebut dengan nama, Jalan ABRI masuk Desa (AMD).

Jadi sama sekali tak ada hubungannya dengan napak tilas kerajaan Pajajaran dan Prabu Siliwangi seperti yang sering disebut-sebut sumber kontenporer bawa Prabu Siliwangi perna napak tilas di Pamulang.

Gambaran umum nama-nama jalan di Pamulang terdiri dari 4 (empat) jalan raya utama: Jl. Pajajaran, Jl. Siliwangi, Jl. Surya Kencana, dan Jl.Dr. Setia Budi

Kemudian dari jalan utama tersebut dibagi-bagi menjadi beberapa Gang: Gg.Cemara, Gg.Sinar Pamulang, Gg.Setia Kawan, Gg.Waru, Gg.Mede, Gg.Beringin, Gg.Sukun, Gg.Asem, Gg.Pinang, Gg.Ketapang, Gg.Kemuning, Gg.Lamtoro, Gg.Akasia, dan Gg.Angsana

Dan kemudian seiring bertambahnya jumlah penduduk maka bermunculanlah nama-nama Gang baru seperti: Gg.Mushala, Gg.H.Manysur, Gg.Nursyaid, Gg.HS, Gg.Raden, Gg.Saderan, Gg.Muhasan, Gg.Muhasim, Gg.H.Hamzah, Gg.Pinus, dll.

Demikian sekelumit tentang sejarah asal-usul nama jalan di Pamulang. Semoga menambah wawasan sejarah kita akan perkembangan Pamulang dari masa ke masa sampai langgeng ditutur anak cucu kita ke depannya nanti.

Wallahu a'lam bishawab
Semoga manfaat

Padepokan Roemah Boemi Pamoelang
09 April 2020

Oleh: Agam Pamungkas Lubah

Go to top

Copyright © 2013  Detak Group. All rights reserved.

Support by pamulang online