Menurut Penjabat (Pj) Walikota Yogyakarta Singgih Raharjo, kegiatan seni budaya tersebut bukan sekadar prosesi dan perayaan, tapi juga menjadi wadah untuk menghargai dan melestarikan tradisi yang diteruskan dari generasi ke generasi.

“Pada kegiatan ini, bersama merayakan kekayaan budaya dan hasil panen sendiri, mempererat ikatan sosial, juga diharapkan menjadi daya tarik pariwisata tersendiri bagi Kampung Bangunrejo, sehingga predikat Jogja sebagai Kota Pariwisata Berbasis Budaya akan semakin kuat,” ujarnya pada gelaran Merti Kampung Bangunrejo, di Lapangan Segoro Amarto, pada Minggu (11/6).

Atas nama Pemerintah Kota Yogyakarta, Singgih juga menyampaikan apresiasi kepada Kampung Bangunrejo, yang terus melestarikan kegiatan seni budaya lokal, juga memberdayakan potensi sumber daya masyarakat yang ada.

Ketua RW 13 Bangunrejo, Haryanto mengatakan, sebelum gelaran Merti Kampung atau Kirab Budaya, ada bazar UMKM yang juga diadakan di Lapangan Segoro Amarto pada 1 hingga 4 Juni lalu, dengan melibatkan 54 pelaku UMKM dari wilayah Kricak, yang menyajikan beragam produk.

“Untuk produknya itu ada makanan, minuman, kerajinan, produk pertanian, peternakan, perikanan, dan wahana permainan anak-anak. Ada juga produk pupuk yang diolah kelompok ternak kambing, pengunjungnya bukan dari kampung sini saja, tapi juga dari luar,” terangnya.

Selama empat hari gelaran bazar itu, lanjut Haryanto, dihasilkan lebih dari Rp 81 juta pendapatan yang diterima para pelaku UMKM yang terlibat, setelah dua tahun lalu vakum karena pandemi Covid-19.

"Dalam gelaran Merti Kampung ini semua potensi dari empat RT kami tampilkan, ada tari-tarian, panembrama, gejog lesung, seni musik dan lainnya, ini merupakan tahun ke delapan, kami rayakan juga untuk memperingati Hari Lahir Pancasila dan HUT ke-76 Pemkot Yogyakarta,” katanya.(Rls)