Indonesia Berhasil Mengeliminasi Malaria di Beberapa Daerah

Pencegahan penyakit malaria. (foto: pngwing), ilustrasi: Aisyah/dt Pencegahan penyakit malaria. (foto: pngwing), ilustrasi: Aisyah/dt

Detaktangsel.com, NASIONAL -- Pemerintah Pusat berkomitmen untuk menurunkan penyebaran penyakit malaria sesuai dengan komitmen global (SDGs) untuk mencapai eliminasi malaria pada tahun 2030. Hingga tahun 2023, sudah ada lima provinsi dan 30 kabupaten/kota di Indonesia yang telah berhasil menyingkirkan penyakit yang disebarkan oleh nyamuk Anopheles.

Pada Hari Malaria Sedunia (HMS) Tahun 2023 dengan tema "Dengan Investasi, Inovasi, dan Implementasi, Kita Capai Indonesia Bebas Malaria," dilakukan penyerahan sertifikat eliminasi malaria kepada lima gubernur dan 30 bupati/wali kota yang telah memenuhi persyaratan eliminasi malaria oleh Menteri Kesehatan.

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Maxi Rein Rondonuwu, menjelaskan bahwa lima provinsi di Indonesia yang telah bebas dari malaria adalah DKI Jakarta, Bali, Banten, Jawa Timur, dan Jawa Barat. Beberapa kabupaten/kota yang termasuk di dalamnya adalah Mandailing Natal, Tapanuli Tengah, Musi Rawas, Ogan Komering Ulu (OKU), OKU Timur, OKU Selatan, Bengkulu Utara, Bengkulu Selatan, Pesisir Barat, Banjar, Sekadau, Landak, Gunung Mas, Buton, Buton Selatan, Konawe, Pangkajene, Pangkajene Kepulauan, Buru, dan Sorong Selatan di Papua Barat.

Dilansir dari Antara, Maxi Rondonuwu, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Dirjen P2P Kemenkes), menyatakan, "Kami sangat optimis bahwa dengan kerja keras, target 2030 akan tercapai."

Maxi juga mengungkapkan bahwa secara umum penyebaran penyakit malaria di Indonesia masih tinggi, terutama di wilayah timur. Sebanyak 80% dari kasus Kejadian Luar Biasa (KLB) malaria berasal dari provinsi-provinsi di wilayah timur. Dirjen P2P menjelaskan bahwa tantangan membasmi malaria semakin berat ketika bergerak ke timur Indonesia. Di Papua, misalnya, saat ini masih terjadi lima kasus per 1000 penduduk. Bahkan ada beberapa daerah yang mencapai 100 kasus per 1000 penduduk.

Tantangan yang dihadapi semakin berat karena malaria erat kaitannya dengan perilaku masyarakat itu sendiri. Salah satu langkah pencegahan untuk menghindari gigitan nyamuk Anopheles adalah dengan tidur di dalam kelambu. Namun, karena kurangnya kebiasaan tidur di dalam kelambu, seperti yang terjadi di NTT, banyak warga yang lebih memilih untuk tidur di luar kelambu dengan berbagai alasan.

Dalam upaya kampanye mengenai malaria, Maxi menargetkan perubahan perilaku agar masyarakat merasa nyaman tidur di dalam kelambu. Dengan kampanye semacam itu, bahkan Kabupaten Sorong Selatan di Papua Barat berhasil mencapai eliminasi malaria.

Sementara itu, di Kalimantan Timur, masih terdapat empat kabupaten yang terdampak malaria, yaitu Paser, Kutai Barat, Mahakam Ulu, dan Penajam Paser Utara.

"Target Kaltim untuk bebas dari malaria pada tahun 2026 tercapai," cetus Kepala Dinas Kesehatan Kaltim, dr. Jaya Mualimin, pada kesempatan yang sama.

Selama kunjungan ke Nusantara ini, Maxi Rondonuwu juga memberikan apresiasi kepada provinsi, kabupaten, dan kota yang berhasil mengeliminasi malaria. Semua pihak tersebut mendapatkan sertifikat atas prestasi tersebut.

Go to top

Copyright © 2013  Detak Group. All rights reserved.

Support by pamulang online