Erupsi terjadi pada pukul 05.12 WIB, dan Alwi menjelaskan bahwa kolom abu teramati dengan warna kelabu dan intensitas tebal yang condong ke arah selatan. Data seismograf mencatat erupsi ini dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 4 menit 8 detik.

Meskipun erupsi terjadi, status Gunung Semeru saat ini masih berada pada level III (siaga). Selama periode 00.00 WIB hingga 06.00 WIB pada Senin, tercatat 19 kali gempa erupsi dengan amplitudo berkisar antara 11 hingga 22 mm, serta durasi gempa mencapai 73 hingga 151 detik.

Selain gempa erupsi, terjadi satu kali gempa awan panas letusan dengan amplitudo 22 mm dan durasi gempa 248 detik. Satu kali gempa guguran juga terjadi dengan amplitudo 3 mm dan durasi gempa selama 62 detik. Tiga kali gempa embusan juga terekam dengan amplitudo 5-7 mm dan durasi gempa 52 hingga 58 detik.

Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru memberikan imbauan kepada masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara, di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).

Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak diizinkan melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terkena perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.

Selain itu, masyarakat juga tidak diperbolehkan beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah atau puncak Gunung Semeru, karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar). Imbauan ini dilakukan untuk menjaga keamanan dan keselamatan masyarakat di sekitar Gunung Semeru yang sedang dalam keadaan aktifitas erupsi.