Capres Tua Sulit Dijual di Pemilu 2014

 TB.Hasanudin, Ketua DPD PDIP Jawa Barat TB.Hasanudin, Ketua DPD PDIP Jawa Barat

JAKARTA-Parpol harus berpikir ulang terkait tokoh yang akan dicalonkan sebagai capres 2014. Apalagi saat ini calon presiden dari kalangan muda kini lebih disukai publik ketimbang tokoh senior. "Calon yang senior-senior itu akan sulit laku. Pokoknya siapa saja, yang senior sulit laku," Kata Ketua DPD PDI Perjuangan,  Jawa Barat TB Hasanudin, dalam diskusi di MPR, Senin (18/11).

Hanya saja, Hasanuddin tak mau menyebutkan siapa tokoh-tokoh senior yang dimaksud akan tetap mengajukan diri sebagai capres  2014.
Meski diakui ada calon dari PDI Perjuangan yang  paling kuat, lagi-lagi mantan ajudan era Presiden Megawati ini belum memberikan pernyataan soal pencalonan Jokowi.

Dia beralasan, semua itu perlu strategi. "Kalau dalam taktik perang, meski semua peralatan tempur sudah siap, pasukan cukup, dan amunisi banyak, tapi semua itu perlu timing, perlu waktu yang tepat sehingga benar-benar memenangkan pertempuran. Jadi, kami begitu, cari waktu yang tepat soal capres itu,"  ujarnya

Menurut  Hasanuddin, berbicara soal pemimpin itu selalu menarik, karena pemimpin itu lahir dan dilahirkan. Karena itu harus ada rekrutmen yang baik, berjenjang, bertingkat, dan seharusnya dari bawah seperti di militer. “Tapi, di parpol ini masih semrawut, karena banyak yang tiba-tiba menjadi sekretaris jenderal, ketua umum, bendahara umum, dan sebagainya. Jadi, proses rekrutmen itu yang mesti diperbaiki,” terangnya
Lebih jauh kata Wakil Ketua Komisi I DPR RI FPDI Perjuangan ini mengatakan capres 2014 nanti setidaknya memiliki tiga syarat kepemimpinan; kredibilitas, mampu mengendalikan emosi, dan kompeten.

Di mana kredibilitas seorang pemimpin itu tak bisa dibangun dalam sekejap, melainkan dari bawah, sehingga dia merupakan seorang yang jujur, visioner, cerdas, tegas, ikhlas, dan tekun. Sebab, kalau tidak, maka rakyat yang dipimpinnya tak akan percaya kepada pesan yang disampaikan.
Sementara itu,  Wakil Ketua MPR dari Unsur Fraksi Golkar, Hajriyanto Y Thohari menyatakan, dalam politik dinamikanya selalu tinggi. Tokoh yang semula tidak ada dikenal, tiba-tiba bisa melesat. Seperti fenomena Jokowi, tahun lalu belum apa-apa, tapi pada 2013 langsung melambung tinggi. "Tahun lalu yang melambung kan masih Prabowo Subianto, tapi masuk 2013 berganti Jokowi. Jadi, tahun depan mungkin saja ada perubahan, situasinya masih sangat cair, dan mungkin bisa berubah dengan munculnya tokoh baru," pungkasnya. **cea

Go to top

Copyright © 2013  Detak Group. All rights reserved.

Support by pamulang online