Menurut Kompol Losa Lusiano Araujo, Kasat Reskrim Polresta Denpasar, jasad korban pertama kali ditemukan oleh pemilik kos yang merasa curiga karena kamar korban dipenuhi oleh lalat hijau. Saat mencoba untuk memeriksa lebih lanjut, pemilik kos melihat ada darah yang keluar dari bawah pintu kamar korban. Tanpa menunggu lama, pemilik kos melaporkan temuannya ke Polsek Kuta Selatan.

Jasad korban ditemukan tergantung di pintu kamar dengan kondisi yang amat tragis. Kedua kaki menyentuh lantai, alat kelamin pecah dan mengeluarkan darah, tubuh lebam, serta mulut dan hidung mengeluarkan darah. Engsel siku tangan juga ditemukan geser. Sejak saat itu, kasus ini menjadi perbincangan di media sosial dan menjadi viral setelah seorang akun dengan nama Monalisa Nababan, yang mengaku sebagai kakak korban, mengunggah foto adiknya dan memberikan penjelasan tentang kronologi kejadian.

Kasus ini semakin kompleks karena keluarga korban mengalami kesulitan dalam menyaksikan proses autopsi jasad. Awalnya, pihak keluarga menolak proses autopsi dan hanya mengizinkan tindakan suntik formalin serta mengirimkan jasad ke kampung halaman mereka di Medan melalui surat pernyataan. Namun, setelah jenazah sampai di Medan, pihak keluarga mengubah keputusan mereka dan bersedia untuk melakukan autopsi di RS Bhayangkara Medan.

Kasus ini masih menjadi misteri, dan pihak kepolisian setempat masih menunggu hasil autopsi dari RS Bhayangkara Medan. Penyebab pasti kematian korban belum dapat dipastikan, dan investigasi terus dilakukan oleh Polsek Kuta Selatan dan Polrestabes Denpasar.

Kejadian ini memberikan peringatan tentang pentingnya kerja sama antara pihak berwenang dan keluarga korban dalam menyelesaikan kasus kematian yang misterius. Masyarakat pun turut berduka atas kehilangan mahasiswa perhotelan ini dan berharap agar kasus ini segera terungkap demi keadilan bagi korban dan keluarganya.