Libatkan BNPB, SDIT Aulady Serpong Bekali Siswa Tentang Mitigasi Bencana

Libatkan BNPB, SDIT Aulady Serpong Bekali Siswa Tentang Mitigasi Bencana

detaktangsel.com SERPONG--Bencana alam yang terjadi belakangan ini, seperti gempa bumi maupun tsunami, membuat sebagian masyarakat was-was dan waspada. Bahkan, rasa was-was akibat bencana gempa bumi, juga kerap dirasakan oleh siswa-siswi sekolah. Sehingga, tak jarang dampak yang ditimbulkan oleh gempa, aktivitas belajar mengajar terganggu lantaran siswa maupun tenaga pengajar mendadak panik.

Soal terjadinya bencana yang disebabkan oleh gempa, Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Serpong, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) pun langsung merespon dengan membekali pelajar, tenaga pengajar dan petugas keamanan sekolah berupa pengetahuan mitigasi bencana di sekolah yang berlokasi di kawasan Kelurahan Ciater, Serpong, Sabtu (5/1/2019).

Humas SDIT Aulady Serpong, Lilis Laela mengatakan, pembekalan mitigasi bencana kepada pelajar TK, SD, SMP dan SMA dapat tepat sasaran, pihaknya melibatkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

"Bencana itu kan bisa terjadi dimana dan kapan saja. Apalagi SDIT Aulady ini gedungnya banyak yang bertingkat. Makanya kita libatkan BNPB untuk memberikan edukasi tentang mitigasi bencana," ungkapnya.

Menurut Lilis, pembekalan mitigasi bencana kepada pelajar SDIT Aulady, sangat penting dilakukan lantaran disekolah dengan 800 pelajar ini, pernah merasakan kepanikan saat gempa berkekuatan 6,4 SR mengguncang Kota Tangsel, awal Januari 2018 lalu.

"Yang terpenting adalah jangan sampai ada bencana, baru ada pelatihan. Karena pengalaman dulu itu waktu ada gempa, siswa dan guru panik semua. Jadi untuk menghindari panik dan mengurangi resiko, maka kami dan BNPB memberikan pembekalan antisipasi bencana," ujarnya.

Ketua penyelenggara pembekalan mitigasi bencana SDIT Aulady Serpong, Yusuf Ibrahim menambahkan bila akhir-akhir ini banyak peristiwa bencana alam terutama bencana gempa bumi yang memang kerap menimbulkan resiko.

"Jadi, bencana gempa bumi ini yang paling beresiko. Dari pembekalan mitigasi bencana gempa ini, bertujuan untuk meminimalisir resiko jika terjadi bencana. Karena yang namanya bencana ini, tidak bisa diduga kapan terjadinya," ungkapnya.

Yusuf jelaskan, pembekalan dan pelatihan mitigasi bencana, akan berlangsung selama dua hari, yakni Sabtu dan Selasa. "Kalau hari ini baru pembekalan saja, Selasa baru simulasi penanganan bencana. Semua akan dilibatkan dalam simulasi bencana nanti," terang Yusuf.

Sementara itu, Kepala Bagian SDM pada BNPB, Kheriawan kemukakan, pembekalan mitigasi bencana di SDIT Aulady Serpong, merupakan salah satu program  BNPB tentang sosialisasi mitigasi penanggulangan bencana. Hal tersebut sesuai dengan undang-undang nomor 24 tahun 2007, terdapat point yang menyatakan bila masyarakat juga perlu menerima pelatihan mitigasi bencana. Termasuk sekolah-sekolah yang ada di Kota Tangsel dan sekitarnya.

"Memang sudah seharusnya seluruh sekolah melakukan simulasi, pelatihan-pelatihan kebencanaan. Baik itu gempa bumi, tsunami, kebakaran dan lain-lain. Tujuannya yaitu siap untuk selamat dari adanya peristiwa bencana. Terutama dari lingkungan sekolah tersebut," papar Kheriawan.

Kota Tangsel, lanjut Kheriawan, merupakan salah satu kota yang ada di Provinsi Banten, dimana, Banten merupakan salah satu provinsi yang rawan terhadap bencana. Mulai dari gempa bumi, longsor, bencana gunung api dan tsunami. Bukan tidak mungkin, jika terjadi bencana gempa, Kota Tangsel akan terkena dampak dari gempa itu sendiri.

"Sebetulnya bukan gempanya yang bisa menyebabkan korban, tapi dampak gempanya. Adanya korban karena mereka tidak siap menghadapi situasi. Makanya dengan pelatihan ini, minimal mereka sudah tau apa yang harus dilakukan untuk evakuasi mandiri dan melindungi diri dari dampak gempa," tandasnya.

Go to top

Copyright © 2013  Detak Group. All rights reserved.

Support by pamulang online