Print this page

TC Bersama Pegiat Lingkungan Deklarasikan Penyelamatan Situ Perigi

TC Bersama Pegiat Lingkungan Deklarasikan Penyelamatan Situ Perigi

detaktangsel.comPONDOK AREN - Puluhan anggota WhatsApp Group (WAG) Tangsel Club bersama aktivis lingkungan dan pegiat kelestarian Situ Parigi (Setu Perigi), penggiat Koalisi Rakyat Peduli Setu, Jogrogan Betawi Tangsel, dan pewaris leluhur pelestarian Setu Perigi, Kelurahan Perigi Lama, Kecamatan Pondok Aren, sukses mendeklarasikan upaya penyelamatan dan kelestarian sekitar eksistensi Setu Perigi di padepokan Beksi Sanghiyang Putih, Jumat (3/2/2017).

Sesepuh sekaligus Guru Besar padepokan Beksi Sanghiyang Putih, yang juga pewaris amanah pelestarian Setu Perigi Namid bin Be'an yang biasa disapa Babe Go'um dalam sambutannya memaparkan sekelumit sejarah keberadaan Setu Perigi. Menurutnya, sebagaimana dijelaskan oleh orangtua dan kakek Babe Go'um, keberadaan bendungan Setu Perigi merupakan warisan kolonial Belanda.

Dijelaskan Babe Go'um, selaku pewaris pengurus Setu, bahwa dahulu ketika kakeknya (Amad bin Kameng) yang bekerja sejak zaman Belanda, hingga orangtuanya menjaga dan merawat Setu dan pintu air dari ujung ke ujung di wilayah Pamulang, Pondok Benda hingga Setu Cipondoh.

"Luas total Setu Perigi itu dulu 8,5 hektar termasuk kawasan Permata, Al-Aqso itu wilayah Setu, termasuk rumah-rumah sebelah sana itu yang batasnya jalan dan jembatan lurus ke sana," ungkapnya, sambil menunjuk arah batas batas Setu yang sebenarnya, seolah mengajak hadirin menerawang jauh ke masa lalu.

Tetapi sekarang, lanjut Babe Go'um, luas Setu tinggal 3,8 hektar saja, yang harus dijaga oleh kita sebagai pewarisnya. "Sisanya ke mana tahu, mungkin sudah diperjualbelikan orang," ungkapnya dengan nada tanya.

Dalam ingatan Babe Go'um sebagaimana diceritakan sang kakek, bendungan Setu Perigi dibuat oleh Belanda dengan tenaga kerja rodi dengan menggunakan bahan campuran batu, pasir dan gula pasir. "Makanya konstruksi bendungan kokoh dan cukup kuat, seperti juga bendungan Jatiluhur," imbuhnya.

Guru Besar Beksi Sanghiyang Putih berharap, dengan hadirnya anggota TC dan penggiat Setu lainnya, dengan niat, kemauan, dan usaha yang keras bisa secara bersama sama menjaga dan merawat Setu Perigi dan Setu Setu lainya yang ada di Tangerang Selatan.