Keterbatasan Ekonomi Keluarga Harus 'Dibayar Mahal' Anggi NS

Keterbatasan Ekonomi Keluarga Harus 'Dibayar Mahal' Anggi NS

detaktangsel.com PAMULANG - Ketidak berdayaan ekonomi keluarga salah seorang petugas Security Pasar Modern BSD dalam hal biaya untuk pengobatan isteri tercintanya, yang juga ibu dua anak Anggi Nurma Sitasari (30) warga Rawa Mekarjaya Kelurahan Ciater Kecamatan Serpong, telah memaksa Anggi menderita lahir dan bathin. Betapa tidak, Anggi selama lebih dari delapan tahun itu seakan pasrah menerima cobaan sakit yang mengakibatkan wajah cantiknya berubah sedemikian rupa, hingga kondisinya sangat memprihatinkan.

Dalam kondisi seperti itu, kedatangan Anggi bersama suaminya, dan diantarkan sejumlah relawan Badan Musyawarah Kota Tangerang Selatan (Bamus Tangsel) berharap untuk mendapatkan penanganan medis dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Tangsel melalui Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD yang menjadi kebanggaan Pemerintah Kota Tangsel, tapi tidak bagi Anggi dan keluarga besarnya.

Dengan kondisi yang lemah, Anggi terpaksa harus berdiri menyaksikan adegan debat kusir antara relawan yang dipimpin Sekretaris Jenderal (Sekjen) Bamus Tangsel Julham Firdaus dengan salahsatu dokter dan petugas piket RSUD yang menolak melakukan tindakan apapun, tanpa terlebih dahulu pasien dan keluarga memenuhi sistem dan prosedur yang berlaku di RSUD. Petugas jaga berdalih, pihak Rumah Sakit tidak bisa serta merta menerima dan menempatkan pasien yang datang dalam kondisi apa pun, sebelum segala sesuatunya (menurut prosedur) terpenuhi.

Sementara itu, relawan Bamus Tangsel sejak awal masuk RSUD untuk mengantarkan pasien sudah meminta pihak RSUD untuk melakukan tindakan penerimaan pasien secara baik (manusiawi), karena menurut Julham, pihaknya sejak semalam sudah melakukan koordinasi dengan Direktur RSUD untuk segera membantu melakukan tindakan medis/dan atau perawatan yang bisa dilakukan sebagai tindakan lanjutan, pasca pengobatan di Puskesmas sebagai pemberi rujukan pelayanan kesehatan.

Suasana perdebatan di IGD RSUD Tangsel sempat memanas, namun akhirnya pihak RSUD bersedia menampung sementara pasien Anggi di salahsatu tempat tidur IGD. Namun demikian, salah seorang dokter jaga menjelaskan, pihak RSUD tidak mampu melaksanakan tindakan medis terhadap pasien, mengingat keterbatasan alat kesehatan di RSUD yang tidak tersedia, dan kondisinya pasien diperkirakan memerlukan tindakan di luar kemampuan yang ada, baik alat maupun tim dokter khusus yang akan menanganinya.

Sementara itu, Staff Protokoler Bamus Tangsel TB Ardhiansyah yang biasa disapa Bang Adhit, dalam kesempatan khusus seusai mengantarkan pasien Anggi mengungkapkan, keterlibatan Bamus Tangsel sebagai relawan bagi pasien Anggi dan keluarganya merupakan respon cepat dari surat yang masuk dari pihak keluarga pasien kepada Bamus Tangsel untuk mendapatkan bantuan (dukungan) bagi upaya pengobatan pasien Anggi.
"Pertama, kami merespon cepat usulan resmi yang masuk yang diberikan pihak keluarga kepada Badan Musyawarah (Bamus) Tangerang Selatan, dan kehadiran para relawan merupakan kepedulian Bamus Tangsel agar pihak RSUD memberikan prioritas perhatian dalam pelayanan. Kami juga sudah koordinasi dengan Direktur RSUD dan pak Wakil Wali Kota, dan beliau merespon sangat baik untuk segera pasien mendapatkan pelayanan kesehatan," ungkap Adhit.

 

Go to top

Copyright © 2013  Detak Group. All rights reserved.

Support by pamulang online