Pemakaman Sri Wahyuningsih Diiringi Rasa Duka mendalam Sanak keluarganya

fhoto news.detik.com fhoto news.detik.com

detaktangsel.comTANGSEL - Jenazah Sri Wahyuningsih (42), wanita yang ditemukan tewas di parkiran Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) Tangerang, tiba di rumah duka jalan Perumahan Grand Cirendeu Blok D 202, Jalan Tarumanegara Nomor 101, Kecamatan Ciputat Timur, sekitar pukul 10.45 WIB.

Anggia Faradira (15), putri dari Sri Wahyuni tampak begitu histeris ketika peti jenazah Sri wahyuni masuk dan diletakan di ruang tamu rumah duka.

"Maafin Anggia mah nggak bisa jagain mamah,"teriaknya sembari dipeluk oleh kakak dan ayahnya Yan Siregar, Kamis (20/11).

Sementara, kerabat dan teman-teman dari Yopi dan Anggia tampak memadati halaman rumah serta ruang tamu untuk mengucapkan turut berduka cita kepada keluarga.

Menurut Yopi Siregar (21) anak pertama Sri Wahyuni mengatakan, jenazah ibunya akan di sholatkan di masjid Ar Ruhama dan akan di makamkan di tempat pemakaman umum Tanah Kusir, Jakarta Selatan.

"Ibu seorang ibu rumah tangga, kegiatannya nganter adik ke sekolah lalu ketemu sama temen-temennya"kata Yopi.

Terakhir ketemu ibu, lanjut Yopi, pada Jum'at kemarin, setelah itu pada kesokan harinya ia sempat melayangkan pesan BlackBerry. Yopi juga penasaran kenapa ibunya tidak pulang "Pas di BBM masih sempat terkirim, saya telepon juga masih nyambung"ungkapnya.

Saat itu Yopi merasa mungkin sang ibu sedang tidak mau diganggu. Ia juga mengatakan bahwa diirnya belum bisa memastikan siapa JAH yang diketahui lewat kamera pengintai atau CCTV.

"Saya belum bisa memastikan siapa itu JAH, saya tunggu keterangan pasti dari polisi saja. Kalau saya bilang kenal sekarang nanti takut salah,"tambahnya.

Sementara, Prosesi pemakaman Sri Wahyuni, wanita yang ditemukan tewas di dalam mobil di parkir Bandara Soetta berlangsung lancar. Putri kedua Sri wahyuni, Anggia Faradira, nampak tak kuasa dan berteriak histeris melihat jenazah ibundanya dimakamkan di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan (Jaksel). Anggia pun terpaksa dipapah kakak sulungnya Yopie Siregar dan ayahnya, yan Siregar.

Sementara itu, kepergian Sri Wahyuningsih meninggalkan kesedihan mendalam bagi rekan-rekan sejawat. Almarhumah di kenal baik oleh teman-teman yang tergabung dalam wadah Freed For Fun Community. Apalagi Sri Wahyuningsih masih sempat berkomunikasi lewat grup whatsapp.

"Terakhir ngobrol di grup Whatsapp itu tanggal 12 November mas. Setelah itu udah ngga ada kabar lagi dari dia," ujar Sasa, teman Sri ditemui di rumah duka.

Menurut Sasa, Emak, begitu panggilan akrab Sri di klub mobil adalah sosok orang yang baik, ramah, supel dan selalu tampil cerita.

"Emak orangnya asik banget, rame, seru kalo kumpul-kumpul sama dia. Kalau kumpul lanjut Sasa biasanya sewaktu kopi darat (kopdar) atau saat melakukan bakti social. Emak orangnya kalau kopdar atau baksos selalu aktif, kalo ada dia pasti selalu rame deh,"ungkapnya.

Bahkan, sesama rekan di komunitasnya sempat meyakini kalau temuan mayat di Bandara Soekarno Hatta, adalah Sri Wahyuni, bukan anaknya Anggia. Sebab, dari plat nomor polisi dan juga adanya stiker komunitas di mobil tersebut, menandakan kalau itu adalah mobil milik Sri.

"Kami tahunya ada orang yang mention di grup komunitas di Facebook. Ngabarin ada temuan mayat di mobil plat nomor ini dan ada stiker komunitasnya juga, nah dari situ kami kenali mobil Freed Mak Sri," ujarnya.

Sesama anggota komunitas pun tak menyangka bila kepergian Sri Wahyuni bisa dengan cara tragis begini. "Ya enggak nyangka. Duuh, ngeri banget begini,"ujarnya.

Hal senada juga dikatakan Mei teman sejawat korban, Mei juga menceritakan, sekitar beberapa bulan lalu, Sri Wahyuni sempat datang berdua dengan JAH ke pertemuan komunitas tersebut di Mal Pondok Indah.

"Saat itu dia ngenalin, nih temen gue. Kemudian si cowok ini mengenalkan diri sebagai Jean, teman kerja dari Mak Sri,"ungkapnya.

Saat perkenalan pertama itu, JAH menunjukan etikad baik. "Perkenalan pertama itu dia orangnya terlihat baik banget. Enggak neko-neko, supel juga. Pokoknya kita sama sekali enggak naruh kecurigaan macam-macam,"kata Mei.

Bahkan, almarhumah sering cerita, kalau JAH sering menjemputnya ke rumah, untuk segala aktifitas korban di luar. Tapi kedekatan keduanya seperti apa, Mei mengaku tidak mengetahuinya.

"Enggak cerita juga sama kita. Dia bilangnya cuma teman saja,"ujarnya.

Namun, saat tahu kejadian jasad Sri Wahyuni ditemukan di parkiran Terminal 2D Bandara Soekarno Hatta, Kota Tangerang dan perginya bersama JAH, seluruh teman almarhumah yang sebelumnya berteman di Path atau twitter JAH, langsung memutus komunikasi.

"Saat tahu kejadiannya begini, kami jadi ngeri. Makanya langsung kami blokir saja," aku Mei.

Terpisah, Kapolres Bandara Soekarno Hatta Kombespol CH Pattopoi mengatakan, bahwa sampai saat ini pihaknya masih menunggu hasil dari laboratorium dan hasil otopsi.

"Kami belum mendapatkan hasil otopsi dari RSCM, maka dari itu kami belum bisa menyimpulkan penyebab kematian korban," katanya.

Ditambahkan Kapolres, bahwa untuk memperkuat apa penyebab kematian ibu dua anak tersebut, pihaknya meminta agar pihak RSCM memeriksakan cairan tubuh korban.

"Karena pada saat olah TKP awal tidak ditemukannya unsur-unsur penganiayaan, maka kami mencoba untuk memeriksakan cairan tubuh koban agar lebih jelas apa penyebab kematian korban," tambahnya.

Kasubag Humas Polres Bandara Internasional Soekarno-Hatta AKP Agus Sunarto mengaku jika pihaknya kesulitan mencari penyebab kematian korban, lantaran kondisi jasad yang telah membusuk.

"Sulit menemukan luka kalau sudah membusuk. Visum harus dilakukan hati-hati karena tubuh korban lengket dan mudah hancur. Sejauh ini saat pemeriksaan organ tubuh korban, belum ditemukan tanda-tanda kekerasan," jelasnya.

Sementara terkait informasi adanya dugaan adanya teman pria yang pergi bersama korban sebelum ditemukan tewas, Agus menyatakan masih menyelidikinya.

"Semua dugaan-dugaan, kita selidiki lebih dalam. Memeriksa keluarga dan kerabat, termasuk CCTV di parkiran Bandara. Kita masih kembangkan ini," pungkasnya.

Perlu diketahui, mayat yang membusuk di mobil Honda Freed bernomor polisi B 123 SRI di area parkir Terminal II D Bandara Soetta dikira Anggia Faradira. Dugaan tersebut karena di dalam mobil polisi menemukan kartu pelajar siswi SMA Cendrawasih tersebut. Namun setelah ditelusuri, ternyata mayat tersebut adalah ibunda Anggia yakni, Sri Wahyuningsih.

Go to top

Copyright © 2013  Detak Group. All rights reserved.

Support by pamulang online