Menurut Edi. sejauh ini seringkali UN dianggap masyarakat luas bak peperangan. Makanya, para siswa hadapi UN layaknya hendak berperang dengan penjajah. Stigma itu negatif sehingga soal UN menakutkan bagi para siswa.
Padahal sejak tahun sebelumnya, UN tidak lagi menjadi satu-satunya syarat kelulusan. Sebab ujian sekolah (US), nilai rapor, dan ujian praktik turut menyumbang prosentase seorang siswa bisa lulus.
"Saya rasa sekolah jangan menekankan para siswa untuk hanya fokus kepada UN dan mata pelajaran yang diuji. Sebab bila hasil UN tidak memuaskan, maka ada syarat-syarat lain yang juga bisa membantu siswa lulus sekolah." katanya.
Ia juga mengatakan, tindakan sekolah yang menekankan siswanya fokus belajar untuk bisa berhasil UN adalah berlebihan. Misalnya, istighosah bersamaan.
Hal ini, kata dia, seharusnya bisa dilakukan masing- masing dan lebih khusyu. Sehingga siswa tidak lagi ketakutan dan malah stres.(wan)