Aktifis Anti Korupsi, Tokoh Milenial Dan Ketua Partai Daftar Balon Tangsel 1 di PDIP

Fadh Pahdepie saat mengambil formulir Balon wali kota di PDI Perjuangan Kota Tangsel. Fadh Pahdepie saat mengambil formulir Balon wali kota di PDI Perjuangan Kota Tangsel.

detaktangsel.com SERPONG UTARA--Tujuh hari sejak dibukanya pendaftaran bakal calon (Balon) wali kota Tangerang Selatan (Tangsel) oleh PDI Perjuangan Kota Tangsel, sedikitnya sudah ada 11 Balon yang mengambil formulir pendaftaran.

Berbagai isu yang di dengungkan Balon seputar Tangsel, menjadi buruan para awak media yang ngepos di Sekretariat PDI Perjuangan Kota Tangsel, Jalan Raya Boulevard, Ruko Venice Blok JD/09, Graha Raya Bintaro, Serpong Utara.

Seperti yang diungkapkan aktivis anti korupsi Indonesia Coruption Wacht (ICW), Ade Irawan. Ia mengaku maju menjadi Balon wali kota Tangsel periode 2020-2025 mendatang, ingin membasmi praktik korupsi yang terjadi di Kota Tangsel.

"Saya di ICW melawan korupsi untuk mewujudkan kesejahteran masyarakat, sekarang dilanjutkan dengan berupaya menjadi Wali Kota," ungkap Ade usai dirinya mengambil formulir pendaftaran di sekretariat PDI Perjuangan Kota Tangsel, Minggu (15/9/2019).

Selama aktif di ICW, Ade melakukan perlawanan praktik korupsi dengan membongkar hingga melaporkan bukti korupsi yang terjadi di beberapa daerah yang ada di Indonesia. Ia pun menjadikan momen pemilihan wali kota Tangsel sebagai tantangan yang harus dilakukan.

"Sekarang saya berupaya menjadi calon walikota, dan ini tantangan saya. Jadi dengan masuk ke sistem pemerintahan ini, agar praktik korupsi tidak muncul di pemerintahan. Omong kosong kalau kita bicara kesejahteraan tapi tidak melawan korupsi," beber Ade.

Berbeda dengan Ade Irawan, tokoh milenial Kota Tangsel, Fahd Pahdepie yang mengambil formulir balon wali kota Tangsel di kawal puluhan kaum milenial dari 7 kecamatan itu, mengaku tak main-main membidik kursi Tangsel 1.

Stap ahli kepresidenan RI, Joko Widodo itu mengatakan bila dirinya akan mewakili pemuda di kontestasi politik Pilkada nanti. Bahkan, Fahd mengungkapkan bahwa pemuda di Kota Tangsel harus jadi pemeran di Pilkada ini.

"Pertama, ini menunjukkan bukti keseriusan anak muda Tangsel untuk ikut terlibat menjadi pemeran utama dalam konteks politik di Tangsel," tuturnya.

Pria berusia 33 tahun itu juga menjelaskan, sebagai anak muda asli Tangsel yang betul-betul merasakan dan melihat perkembangan Tangsel, dirinya menyebut banyak hal yang harus dikerjakan untuk kebaikan masyarakat Kota Tangsel.

"Tangsel ini anak mudanya lebih dari 65%, dan usia produktifnya 78,1%,  jadi memang representasi anak muda itu harus benar-benar muncul," ungkapnya.

Ia pun tegaskan pada Pilkada nanti, pemuda tak hanya menjadi figuran. Tetapi harus bisa ambil kebijakan dengan turut merumuskan akan seperti apa Tangsel kedepannya.

Untuk PDI Perjuangan, Fahd juga mengapresiasi penjaringan yang di lakukan partai berlambang moncong putih tersebut. Hal ini dapat menjadi suatu proses demokrasi yang sangat baik di Kota Tangsel. 

"PDIP memberi contoh bahwa demokrasi dibuka pintunya dan jendelanya sehingga semua orang bisa masuk ikut dalam proses di dalamnya," ujarnya seraya mengatakan bahwa selain ke PDI Perjuangan, dirinya juga akan mengikuti pendaftaran ke partai-partai lain.

Ditempat yang sama, Ketua DPC Demokrat Kota Tangsel, Gacho Sunarso, pun tak mau ketinggalan. Mantan Anggota DPRD periode 2014-2019 itu pun kembali maju sebagai Balon wali kota dengan mengambil formulir ke PDI Perjuangan.

Bahkan, Gacho mengaku semakin pede lantaran perolehan kursi di parlemen Tangsel yang pada periode sebelumnya hanya 3 kursi, kini bertambah menjadi 5 kursi.

"Ini kesempatan dan peluang yang sangat besar buat saya pribadi untuk maju Pilkada nanti," singkat pria yang sudah dua kali duduk di kursi DPRD Tangsel tersebut.

Go to top

Copyright © 2013  Detak Group. All rights reserved.

Support by pamulang online