Rumah Sakit Medika BSD Membuka Pusat Layanan Hemodialisa

Wakil Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie saat meresmikan Klinik Hemodialisa atau Cuci Darah di RS Medika BSD Wakil Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie saat meresmikan Klinik Hemodialisa atau Cuci Darah di RS Medika BSD

detaktangsel.comSERPONG – Setiap tahunnya, pengidap gagal ginjal di Indonesia kian meningkat. Setiap tahunnya terdapat 700.000 kasus gagal ginjal. Tetapi tidak semua pasien terlayani kebutuhan cuci darahnya karena keterbatasan unit mesin dialisis dan biaya.

Atas kondisi ini, Rumah Sakit Medika BSD membuka pusat layanan Hemodialisa atau cuci darah bagi penderita gagal ginjal di pusat layanan Hemodialisa dan Klinik Ginjal Hipertensi dan Diabetes (GHD).

Wakil Walikota Benyamin Davnie mengatakan, atas diresmikannya layanan Hemadoialisa dan klinik GHD ini masyarakat dapat memanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Apalagi di RS ini juga melayani pasien Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.

“Dengan hadirnya klinik ini masyarakat tidak perlu repot-repot lagi ke rumah sakit lain dan bisa menggunakan BPJS Kesehatan,” ungkapnya ditemui usai peresmian Layanan Hemodialisa dan Klinik GHD, Selasa (15/3).

Menurutnya, pola hidup megapolitan masyarakat Tangsel akan berdampak buruk bagi kesehatan. Untuk itu, peran serta rumah sakit dalam mensosialisasikan pentingnya menjaga kesehatan menjadi sangat penting.

“Dengan adanya pusat layanan ini mempermudah masyarakat yang membutuhkan perawatan kesehatan,” ucapnya.

Sementara Direktur RS Medika BSD Hafil Budianto Abdulgani menuturkan setiap harinya pasien cuci darah sebanyak 24 orang.

“Kami bagi dalam dua shif perhari, dengan waktu cuci darah masing-masing empat jam per pasien,” ujarnya.

Direktur PT KPJM RS Medika BSD Yusmah Salleh mengatakan 98 persen pasien yang melakukan cuci darah menggunakan fasilitas BPJS Kesehatan. Untuk pasien BPJS Kesehataan dapat melakukan cuci darah dua kali dalam satu minggu tanpa dikenakan biaya. Sementara biaya cuci darah persekali datang di RS. Medika BSD Rp960 ribu.

“Hanya dua persen saja yang membayar secara pribadi. Kebanyakan pasien menggunakan BPJS Kesehatan,” tandasnya.

Kepala Klinik Ginjal Hipertensi Diabetes dan Pusat Hemodialisa RS Medika BSD Bimamesh Sutardjo mengatakan dari tahun 2010 hingga 2015, pasien gagal ginjal di RS Medika BSD naik hingga tiga kali lipat. Di 2010 tercatat 200 pasien. Di 2015 pasien gagal ginjal mencapai 700. Dengan alasan inilah, manajemen RS Medika BSD menambah kapasitas mesin cuci darah.

“Tadinya hanya ada delapan unit saat ini sudah tersedia 16 unit”, katanya

Related items

Go to top

Copyright © 2013  Detak Group. All rights reserved.

Support by pamulang online