Politisi PDI Perjuangan itu mendatangi rumah Junedi dan membawanya berobat ke rumah sakit.

Kepedulian Rano kepanjangan tangan Pemerintah Provinsi Banten bertindak cepat membawa ke RSUD Banten setelah mengetahui ada warga yang tak mampu membiayai pengobatan.

"Seharusnya dibawa ke Puskesmas dulu. Tim dokter akan ke rumahnya hari ini," ungkap Rano melalui pesan singkatnya.

Junedi harus terbaring. Ia tidak bisa bergerak selama 1 bulan terakhir karena virus tetanus yang sudah menjalar ke seluruh tubuhnya.

"Anggota tubuh Junedi kena tusuk paku, tiga bulan lalu. Ia tidak dibawa ke Puskesmas atau rumah sakit gara-gata tidak punya biaya," tutur sang ibu Junedi, Jumenah (50).

Ia ditemui di rumahnya yang hanya berukuran 6 kali 4 meter dengan 1 kamar di Desa Tonjong, Kecamatan

Kramatwatu, Kabupaten Serang. Sedangkan Sang ayah, Rohman (60). Ia bekerja sebagai buruh bangunan dengan penghasilan Rp 50 ribu per hari. Jika tidak ada yang mengajak bekerja, keluarga Junedi kesulitan makan setiap hari.

Sementara sang ibu, hanya sebagai buruh tani yang berpenghasilan Rp 20 ribu per hari pada musim tanam.

"Buat makan saja susah, apalagi biaya berobat. Untungnya warga pada membantu buat makan," ujar Jumenah.

Hal ini pun diamini tokoh pemuda Desa Tonjong, Fauzi. Ia mengatakan, masyarakat patungan buat biaya makan dan pengobatan Junedi ala kadarnya.

"Pak Kades juga bantu," ujar Fauzi.

Perlu diketahui, Junedi putus sekolah semenjak kelas 3 Sekolah Dasar. Ia memilih berhenti sekolah, karena tidak ingin membebani kedua orangtuanya yang harus memikirkan makan sehari-harinya.