Hal tersebut diungkapkan Ketua Apindo Banten Dedi Junaedi usai kegiatan Seminar Bank Indonesia, Senin (14/4). Menurutnya, frekuensi unjuk rasa terutama menuntut upah minimum provinsi (UMP) dan upah minimum kabupaten/kota (UMK) yang berlebihan menjadi alasan belasan investor mencabut saham investasinya. Bahkan, memindahkan perusahaannya dari Provinsi Banten.
"Saya tidak hafal jumlahnya. Yang jelas, belasan. Rata-rata mereka takut karena banyak unjuk rasa," katanya.
Ia mengatakan, pihaknya mendapat informasi dari mantan investor di Banten. Situasi tidak kondusif itu diduga sengaja diciptakan banyak oknum. Mereka menggerakkan massa untuk menuntut perusahaan. Situasi itu menyebabkan para investor enggan masuk dan hengkang dari Banten.
Kendati demikian, ia menilai, kepergian belasan investor ini tidak signifikan berpengaruh terhadap perekonomian di Banten. Malah infrastruktur jalan di Banten yang kian lama kian rusak justru menjadi penghambat utama laju tumbuh perekonomian di Banten.