Pansus Raperda Santunan Kematian Mulai Lakukan Kajian Data

Pansus Raperda Santunan Kematian Mulai Lakukan Kajian Data

detaktangsel.com SERPONG--Tingginya biaya pemakaman di Kota Tangerang Selatan (Tangsel), saat ini menjadi persoalan bagi masyarakat dikota pemekaran ini.

Untuk itu DPRD Kota Tangsel telah menyusun Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Santunan Kematian, merupakan Raperda inisiatif yang sangat berpihak kepada masyarakat miskin di Kota Tangsel.

Sehingga Rapera tersebut, sangat dinanti-nanti banyak pihak, agar setiap warga miskin yang tengah mengalami duka tidak lagi harus memikirkan biaya pemakaman yang disebut saat ini sudah mecapai Rp,3 juta.

Diketahui, Raperda Santunan Kematian tersebut saat ini tengah dibahas dan dikaji serius oleh Panitia Khusus (Pansus) agar Raperda tersebut secepatnya disahkan menjadi Perda.

Anggota Pansus Raperda Santunan Kematian, Eeng Sulaiman mengatakan, saat ini yang tengah difokuskan ialah pengkajian data. Yaitu data rata-rata kematian di Kota Tangsel dan data valid penduduk miskin di Kota Tangsel.

"Kami tengah bekerja keras agar Raperda ini benar-benar memberikan manfaat besar bagi masyarakat miskin. Dan sekarang kita fokuskan soal kajian data, karena ini cukup penting," kata Eeng di Serpong, Minggu (30/4).

Eeng mengatakan, data kematian harus benar-benar memiliki akurasi tinggi. Karena dengan jumlah data rata-rata kematian itu nantinya anggaran untuk santunan kematian akan dikeluarkan.

'Data kematian ini akurasinya harus tinggi, karena nanti jika sudah disahkan menjadi Perda, maka anggaran yang akan dikeluarkan itu berdasarkan angka rata-rata kematian yang kita keluarkan," ungkapnya.

Untuk mencari data kematian tersebut, Eeng mengaku akan bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) yang memiliki data kematian setiap tahunnya. Sehingga nantinya bisa diambil data setiap lima tahun dan diambil data rata-ratanya.

"Nanti ada rumusnya, nah untuk ini akan kita libatkan BPS. Karena mereka lebih paham dan mereka juga memiliki data per tahunnya. Setelah itu akan kita sandingkan data yang dimiliki Pemkot Tangsel," beber Eeng.

Anggota Pansus lainnya, Bambang Triyadi, mengatakan untuk data masyarakat miskin juga masih perlu validasi yang akurat. Karena menurutnya data dari BPS dengan data dari Pemkot Tangsel tentang masyarakat miskin di Kota Tangsel masih ada selisih sedikit.

"Kami akan cara data real orang miskin di Kota Tangsel, kami tidak ingin main-main soal data ini. karena khawatir nantinya masyarakat miskin Kota Tangsel yang tidak terdata malah terabaikan," tutur Bambang.

Bambang juga berharap kajian soal data ini bisa selesai secepatnya, sehingga selanjutnya tahapan kesepakatan berapa biaya yang akan dikeluarkan setiap satu kasus kematian di Kota Tangsel.

"Untuk saat ini, kajiannya masih berjalan, kita berharap bisa secepatnya selesai," tandasnya.

Go to top

Copyright © 2013  Detak Group. All rights reserved.

Support by pamulang online