" Bang sms siapa ini bang...bang pesannya pake sayang sayang... bang nampaknya dari pacar abang ... Bang hati ini mulai tak senang."

Sepenggal lagu tersebut menyiratkan bahwa teknologi SMS sudah merambah lini kehidupan. 

Munculnya layanan pesan pendek atau SMS merubah peta informasi dan komunikasi di seluruh lini kehidupan dan melibas habis layanan pager yang sebelumnya sempat booming di pertengahan tahun 90-an. Teknologi pesan melalui operator pager berlaku searah, namun SMS atau Short Message Service bisa cepat saling berbalas.

Belum selesai kita memanfaatkannya, muncul lagi layanan berbalas pesan melalui jalur internet dengan istilah Chatting.

Ketika layanan internet dirasa semakin murah, muncul segala bentuk layanan berbalas pesan melalui jalur internet dengan biaya paket koneksi internet tanpa biaya pulsa.

Diawali dengan layanan berdasar kesamaan platform email (YM atau GoogleTalk ) menjadi lintas platform dengan menggunakan aplikasi khusus (pidgin, ebuddy dan lain-lain) dan munculnya BBM yang terkesan eksklusif serta Whatsapp dengan serta booming Operating System / OS Android untuk ponsel dan tab.

Smartphone atau Ponsel berbasis Android sangat cepat menguasai pasar. siapapun dapat membeli baik yang berpenghasilan minimum maupun yang berpenghasilan maksimum, pilihan merek semakin banyak yang ada sesuai tidak dengan kantong.

Kehidupan masyarakat kini tidak dapat dipisahkan dari komunikasi dan informasi. Smartphone atau Ponsel menjadi suatu perangkat yang wajib dimiliki, jenis smartphone semakin digemari karena fitur serta kemudahan yang ditawarkannya oleh banyak merek dalam memanjakan para penggunanya.

Merek terkenal seperti Samsung, Nokia, Apple, Sony, LG, HTC serta Blackberry maupun merk yang kurang familiar ditelinga konsumen seperti Huaweii serta Lenovo berlomba untuk merebut hati calon konsumen.

Merek tersebut menawarkan bermacam-macam kecanggihan, fitur dan harga yang bervariasi. Namun banyak yang tidak mengetahui ada perbedaan spesifikasi dan fitur serta kemampuan yang terlampau jauh antara satu merek dengan merek lain dengan harga relatif setara.

Hal tersebut menjadi sedikit anomali pada kebiasaan masyarakat Indonesia dalam menentukan untuk membeli Smartphone atau Ponsel. Pembeli kita lebih cenderung melihat merk lebih dahulu sebelum melihat fitur yang ditawarkan.

Dapat di katakan gengsi mengalahkan spesifikasi, sebelum menentukan pilihan, sudah bersiap-siap hendak membeli merk apa, bukan fitur serta spesifikasinya.

Perhatian Pembeli pasti tertuju pada smartphone keluaran merek terkenal, namun masih ada merek lain yang tidak kalah bagus bila dibandingkan dengan merek terkenal tersebut. Banyak beberapa merek kurang terkenal yang bekerjasama dengan operator GSM dan Internet menawarkan smartphone dengan harga relatif lebih murah dimana fitur dan spesifikasi sama bagus dengan smartphone keluaran merek terkenal yang harga bisa 3 kali lipat.

Fungsi, spesifikasi, fitur dan kemampuan Smartphone atau Ponsel sudah tidak diperhatikan lagi yang terpenting gensi kalaupun harus menambah anggaran atau berhutang lebih banyak. Walaupun fiturnya kalah dibanding dengan merek yang kurang terkenal, masyarakat kita cenderung memilih smartphone keluaran merek yang lebih terkenal.

Anomali inilah menjadi kebiasaan masyarakat kita dalam menentukan pilihan membeli Smartphone atau Ponsel. Kami berharap anda buka termasuk salah satunya ?(oaa/dt)