Print this page

Pelajar Asal Tangsel Ciptakan Alat Pencegahan Limbah Industri

Pelajar Asal Tangsel Ciptakan Alat Pencegahan Limbah Industri

Detaktangsel.com SERPONG UTARA-Bukan perkara mudah menangani limbah. Terlebih di Tangerang yang merupkan kota seribu industri. Adalah Devina Grisella yang eksperimennya dapat mencegah penyebaran limbah industri di perairan.

Siswi kelas XII SMA Santa Laurensia, Alam Sutera ini menjadi juara pertama di ajang penelitian tingkat nasional berkat eksperimennya.

Ia melakukan riset bersama rekan sekolahnya yakni Christoper Prasetya Mulya. Keduanya berhasil menyedot perhatian juri dengan penelitian karya ilmiah yang dikompetisikan menggunakan cangkang kerang hijau.

"Yang melatar belakangi kami untuk melakukan ini karena pencemaran limbah yang sudah sangat meresahkan masyarakat," ujar Devina. 

Menurutnya pencairan limbah tersebut berdampak ke lapisan masyarakat. Terlebih para nelayan yang sangat merasakan imbasnya.

"Beberapa waktu lalu, ribuan ikan mati di Pantai Ancol. Oleh karena itu, kami tergerak untuk melakukan penelitian ini," ucap dara manis berusia 17 tahun tersebut.

Devini bersama Christoper memilih bahan baku cangkang kerang hijau dalam eksperimennya. Banyak orang yang memakan kerang hanya dagingnya saja, setelah itu cangkangnya dicampakan.

"Padahal di dalam cangkang kerang itu mengandung zat yang dapat meminimalisir kontaminasi limbah di perairan," kata Devina.

Ia menjelaskan zat yang terdapat di dalam cangkang kerang bisa menyerap limbah industri. Sehingga dengan eksperimen itu, kadar logam di perairan dapat dinetralisir.

"Ini terinspirasi dari ibu saya. Saya suka makan kerang. Ibu saya bilang, kalau makan kerang terus badan kita bisa menyerap logam berat," ungkapnya tertawa lepas. 

Devina dan Christoper menjalani eksperimen ini selama kurun waktu dua bulan. Dan dibantu oleh guru pembimbing sekolah dalam menuntaskan penelitiannya.

"Prosesnya awalnya kami hanya butuh sekitar 500 gram cangkang kerang hijau," jelas Christoper.

Kemudian cangkang kerang ini dihaluskan. Lalu dilarutkan ke dalam air.

"Hasil cangkang yang dihaluskan dicampur ekstrak kayu bakau," imbuhnya.

Setelah itu dimasukan ke dalam oven. Hanya tinggal tersisa partikel - partikel bentuk padat pada eksperimen ini.

"Hasil dari penelitian ini dimasukan ke dalam perairan seperti laut dan sungai. Kemudian partikel padat itu mengendap ke dalam, dan terjadi lah proses netralisasi limbah. Air menjadi jernih," tandas Christoper.

Baca juga: Ribuan Anak dan Balita disuntik Imunisasi Difteri