Print this page

Bolos Sekolah Main Di Warnet, 10 Pelajar Terjaring Razia Pol PP Tangsel

pelajar yang terjaring razia saat diberikan pembinaan di kantor dindik Tangsel pelajar yang terjaring razia saat diberikan pembinaan di kantor dindik Tangsel

detaktangsel.com SERPONG--Sebanyak sepuluh pelajar dari sejumlah sekolah di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) dan Depok, terjaring razia Pol PP Tangsel.

Kesepuluh pelajar SMA/SMK tersebut, masing-masing dari SMA Alhasra Bojong Sari, Depok, SMA Dharma Karya Cipayung, Kecamatan Ciputat, SMA Waskito, STM Sasmita Jaya, Pamulang, STM Triguna Utama, Ciputat Timur dan SMA Darussalam, Ciputat. Selanjutnya, para pelajar tersebut diserahkan ke Dinas Pendidikan Kota Tangsel.

Kabid Operasional Perlindungan Masyarakat pada Pol PP Kota Tangsel Haryadi Sukmadiningrat mengatakan, razia kepada para pelajar yang keluyuran di saat jam sekolah berlangsung dilakukan pada sejumlah titik seperti kawasan Taman Kota ll BSD-Serpong, pusat perbelanjaan modern Pamulang Square hingga kawasan Pondok Cabe, Pamulang.

"Dari pelajar yang terjaring ini, kita dapati di dua warnet yang ada di wilayah Pamulang Timur," katanya menjelaskan kepada wartawan di Serpong, Kamis (15/9).

Dari pengakuan pelajar yang terjaring razia, Haryadi ungkapkan, para pelajar datang ke sekolah lantaran terlambat serta gerbang sekolah sudah ditutup pihak sekolah.

"Alasan mereka seperti itu, makanya mereka pergi ke warnet," ujarnya.

Menurutnya, para pelajar yang terjaring petugas selanjutnya di lakukan pendataan untuk kemudian diserahkan ke pihak Dinas Pendidikan (Dindik) Kota Tangsel di kawasan Nusaloka BSD-Serpong.

"Kita serahkan pelajar yang terjaring razia ke dinas pendidikan untuk dilakukan pembinaan," Haryadi menambahkan.

Sementara itu, Staf Humas dan Umum pada Dindik Tangsel Ade Heri Setiawan mengungkapkan, sepuluh pelajar yang terjaring razia petugas Pol PP Tangsel setelah di berikan pembinaan, para pelajar tersebut tidak bisa langsung kembali ke sekolah ataupun ke rumah masing-masing. Sebab, selain pernyataan yang dibuat para pelajar, orang tua dari masing-masing pelajar harus membuat pernyataan tertulis.

"Ini untuk pembinaan kepada pelajar agar kedepannya tidak mengulangi perbuatannya. Makanya Dindik Tangsel mengundang orang tua pelajar," kata Ade.

Adanya pelajar bolos sekolah kemudian pergi ke warnet, kata Ade, Dindik Tangsel berencana akan segera membuat surat edaran kepada pemilik warnet agar melarang pelajar berada di dalam warnet pada saat jam sekolah masih berlangsung kecuali ada surat keterangan dari pihak sekolah.

"Kita akan bahas masalah ini dengan pimpinan. Karena selama ini tak jarang pelajar terjaring razia ketika berada di warnet," tandasnya.

Miftah, pelajar kelas ll SMA Dharma Karya, Cipayung Kecamatan Ciputat menjelaskan, dirinya terpaksa bolos lantaran pada saat tiba di sekolah, gerbang sekolah sudah dalam tertutup.

"Saya telat karena terjebak macet di wilayah Pondok Cabe. Pas sampai di sekolah, gerbangnya sudah ditutup. Akhirnya saya pergi ke warnet," kata Miftah yang mengaku kapok bolos sekolah.