Print this page

Sang Don Juan Namanya Wawan

Sang Don Juan Namanya Wawan Sang Don Juan Namanya Wawan

detaktangsel.com- EDITORIAL, Berbagai media massa, baik lokal maupun nasional, memberitakan Tubagus Chaeri Wardana alias Wawan dalam lingkaran perempuan-perempuan cantik. Masing-masing dari kalangan artis papan atas, Syahrini, Aura Kasih, Jennifer Dunn, dan sebagainya.

Pemberitaan tentang Wawan masuk kategori hot news bagi kalangan jurnalistik. Ibarat Wawan bersin pun bila diolah dengan gaya bahasa esai, isu tentang suami Walikota Tangerang Selatan (Tangsel) Airin Rachmi Diany ini akan menarik minat untuk dibaca.

Kondisi obyektif Wawan sedemikian rupa, semula banyak pihak masih meragukan dan tidak mempercayai. Mereka beranggapan sebagai isu yang menyesatkan karena sarat nuansa politis. Maklum, kakak kandung Wawan, Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah kesandung dugaan kasus korupsi.

Lambat laut, seiring kerja keras Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) membongkar sepakterjang Atut, Wawan terseret. Mulai kebobrokan Wawan terkuak, terbongkar, serta membumi se-antero Bumi Banten.

Dari kasus korupsi sampai memasuki pusaran perempuan-perempuan cantik dari kalangan selebritis. Semua mata terbelalak, membayangkan kehidupan Wawan yang high class atau jetset.

Penampilan dan pola hidup Wawan bak Don Juan. Selain mengoleksi mobil serba mewah, juga dikelilingi perempuan cantik. Adakah kekurangan Airin Rachmi Diany secara fisik. Sehingga Wawan tega menganiayai sosok istri nan cantik rupawan menderita batinnya.

Ada cerita sama tapi tidak mirip dengan kisah Wawan. Hanya subtansinya yang mengandung kesamaan. Yakni sama-sama memanfaatkan kekuasaan untuk kepentingan keluarga. Menumpuk harta sekaligus mengumpulkan dan mengoleksi perempuan cantik, bahkan mobil mewah.

Persamaan yang lain adalah sama-sama asal keluarga penguasa. Yang satu keluarga penguasa Banten dan Tangsel. Satu lagi penguasa Rezim Orde Baru. Apakah Wawan belajar dari tapak tilas keluarga rezim Orde Baru tersebut?

Mengetahui sepak terjang Wawan sangat berbeda dengan penampilan Airin Rachmi Diany. Orang nomor satu Tangsel ini sangat dikenal bersahaja, lemah lembut, murah senyum, dan hatinya penuh keikhlasan.

Meski prahara menerpa konsentrasinya menjalankan tugas kepemerintahan, Airin tetap Airin. Ia konsisten mengawal, mengamankan, dan mengemban amanah maupun legitimasi rakyat sebagai pemimpin daerah.

Profil kehidupan Airin sangat mewakili filosofi watak perempuan. Airian mempunyai kekuatan yang tiada tanding meski tidak sempurna sebagai umat manusia.

Suatu hari, Guru Besar Karate bertanya kepada murid-muridnya yang rata-rata berada di Tingkat Dan tinggi. Kira-kira pertanyaan singkat dan sepele: Bagaimana Anda menerjemahkan arti kekuatan itu? Serta hampir semua murid-muridnya menunjukkan pukulan dan memamerkan otot atau kepalan tangan.

Guru Besar Karate ini terbahak-bahak. Terlepas dia malu atau kecewa atas jawaban murid-muridnya. Sang Guru Besar menandaskan: SALAH BESAR! Kekuatan itu hanya pada lidah yang dijadikan simbol kelembutan, bukan kepalan tangan, otot maupun uang. Coba potong lidahmu, kata Sang Guru, apakah kamu bisa merasakan nikmat hidup sebagai umat manusia sekaligus sosok karateka.

Biarpun Airin bukan sosok Nasrani. Paling tidak, dia secara tidak sengaja mampu menerjemahkan firman Yesus Kristus yang dituangkan dalam Surat Matius 11 ayat 1 kalau tidak salah. Surat ini bila disimpulkan mengandung pesan moral agar umat itu penuh kasih sayang.

Sedangkan di Islam, Allah pun telah menyampaikan pesan moral yang lebih simple, singkat, dan padat melalui Surat Al Ikhlas. Nah, dalam kontek itu, Airin termasuk pemimpin yang tawadhu.

Kiranya, selama ini Wawan mempunyai grand design terselubung ketika mendorong Airin menjadi calon Walikota Tangsel. Terbukti sudah, ketika Airin berhasil menjadi orang nomor Tangsel, Wawan mengembangkan sayap bisnis kotornya. Dengan beking politis dari Sang 'Ratu' Atut, penguasa Banten, Wawan leluasa melakukan manuver di dunia bisnis.
Tidak tertutup kemungkinan Airin 'buta' tentang grand design milik Wawan. Skenario Wawan akhirnya terbongkar dan Airin pun terseret-seret. (red)