Print this page

Kunker Pemkot Tangsel Ke Bontang Menuai Isu Tak Sedap

Pemkot Tangsel beserta Lurah dan RW se tangsel saat Kunker di Bontang (foto by BP) Pemkot Tangsel beserta Lurah dan RW se tangsel saat Kunker di Bontang (foto by BP)

detaktangsel.com TANGSEL – Persoalan kunjungan kerja (Kunker) sesungguhnya adalah hal biasa bagi setiap penyelenggara negara, baik di tingkat Pusat, Pemerintah Daerah Provinsi, hingga Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, termasuk juga didalamnya bagi para anggota DPR-RI, DPRD Tingkat I dan DPRD tingkat II.

Masalahnya, hampir semua Kunker tersebut tidak pernah diekspose kepada masyarakat tentang apa hasil dari Kunker tersebut dan memberi manfaat bagi rakyat banyak.

Selama ini, Kunker seakan hanya milik para pelaku dan kelembagaan yang digunakan sebagai alat/organisasi semata, dan khalayak tidak perlu tahu apa pun hasil dari Kunker yang jelas-jelas menggunakan uang rakyat. Anehnya, para pihak yang terlibat dalam Kunker seakan alergi untuk menjelaskan apa pun kepada rakyat yang sudah memberikan mandat kepada segenap aparat yang sesungguhnya tidak lebih dari sekadar Pamong alias pelayan bagi rakyat, disamping Abdi Negara.

Kunker Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Tangsel) pada Minggu Pertama bulan Maret 2015 ke Balikpapan dan Kota Bontang Kalimantan Timur dengan membawa serta seluruh Camat, Lurah, dan Forum RW, oleh banyak pihak dilihat sebagai sesuatu yang berbeda. Akhirnya, Kunker SKPD Plus tersebut menuai pandangan miring hingga menjadi issue yang tidak sedap.

Disamping masyarakat luas, anggota dewan pun meradang dan menuding bahwa Kunker tersebut sebagai upaya Wali Kota Tangsel Hj Airin Rachmi Diany tengah membangun komunikasi dengan seluruh aparat pemerintahannya untuk mempersiapkan diri dalam Pilkada serentak di bulan Desember mendatang.

Dan, menjadi serba salah ketika pihak Pemkot Tangsel tidak juga memberikan sebuah penjelasan resmi. Bagian Humas dan Protokol Sekretariat Daerah Kota Tangsel hanya menjelaskan dalam BlackBerry Mesangger (BBM) bahwa tidak ada muatan politik dan upaya pengkondisian menjelang Pilkada mendatang. Menurutnya, Wali Kota Tangsel hanya mengantar hingga Balikpapan, kemudian kembali lagi ke Tangsel, dan Kunker dipimpin oleh Asisten Daerah Bidang Pemerintahan (Asda 1) H Ismunandar.

"Anggaran yang digunakan merupakan anggaran Bappeda, Bagian Umum, dan Bagian Pemerintahan Setda," ungkap Kepala Bagian Humas dan Protokol Dedi Rafidi, saat dikonfirmasi sepulang kegiatan Kunker, Kamis (5/3).

Sebagai bentuk penjelasan kepada masyarakat, Dedi Rafidi mengungkapkan bahwa Kunker yang dilakukan untuk mengetahui partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan. Di Kota Bontang menurut Dedi, setiap Rukun Tetangga (RT) diberikan anggaran stimulan sebesar Rp 50 juta yang akan digunakan untuk kegiatan yang tidak tercover dalam Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang).