Probabilitas Airin - Benyamin (Janji Atau Bukti ?)

Probabilitas Airin - Benyamin (Janji Atau Bukti ?)

detaktangsel.comEDITORIAL - Tiga pasang calon telah ditetapkan maju dalam pemilihan kepala daerah (pilkada) Tangerang Selatan tahun 2015. Masing-masing dari mereka memiliki keunggulan tersendiri yang dapat menjadi modal untuk memenangkan pilkada 9 Desember 2015 mendatang. Airin Rachmi Diany-Benyamin Davnie yang diusung partai Golkar, PKS, PKB, Nasdem, PAN, dan PPP; Ikhsan Modjo-Li Claudia Chandra yang diusung partai Demokrat dan Gerindra; dan pasangan Arsid-Elvier Ariadiannie Soedarto Poetri yang diusung PDI Perjuangan dan Hanura.

 

Sebagai contoh, PDI Perjuangan telah menyaring pasangan calon walikota Tangsel. Partai pemenang pemilu 2014 ini tidak mau mengusung Airin. PDIP justru merekomondasikan orang lain, yaitu pasangan Arsid dan Elvier. Alasannya, mereka adalah kandidat terbaik saat ini. Hal ini di klaim untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih dan bertanggung jawab. Arsid diketahui memiliki pengalaman yang cukup luas di bidang pemerintahan, sedangkan Elvier tercatat sebagai kader Hanura dan Direktur RS Buah Hati.

Airin sendiri, tidak total mengandalkan partai Golkar sebagai kendaraan politiknya. Ia diketahui didukung "full time" oleh Nasdem, PKB, PAN, PPP dan PKS. Bagaimana peluang Airin dalam pilkada nanti? apakah ia akan mendulang sukses yang sama seperti lima tahun yang lalu?

Tidak bisa dipungkiri, dalam lima tahun masa kepemimpinannya, Airin mampu membawa kemajuan bagi wilayah tersebut. beberapa penghargaan berhasil diraihnya. Dia pun sudah sangat populer dan dikenal masyarakatnya. Gayanya yang tetap feminin dibalik kegesitannya memikat banyak orang. Tetapi agaknya itu tidak akan cukup sebagai bekal untuk menghadapi pilkada nanti.

Masalah utama yang dihadapi Airin adalah seputar kasus hukum kroni Gubernur Atut, Otomatis kredibilitasnya juga ikut menurun. Masyarakat sangat mengutuk tindak korupsi yang menyebabkan kemiskinan permanen di provinsi tersebut. Seberapa besar pengaruh kasus ini pada kepercayaan masyarakat kepada Airin, belum bisa dipastikan. Hal ini akan menjadi jelas terlihat pada hasil pilkada nanti.

Selera pemilih, ada kesamaan antara pasangan Airin-Benyamin dengan Arsid-Elvier dalam hal basis massa di kalangan menengah ke bawah. Sedangkan pasangan Ikhsan-Li Claudia atau Alin, dianggap lebih bisa memenangkan hati masyarakat Tangerang Selatan di kelas menengah ke atas. Karakter pemilih di kalangan menengah ke atas yang cenderung malas ke TPS jadi tantangan sendiri bagi Ikhsan-Alin. Basis massa Airin dan Arsid sendiri dinilai sangat kuat dan tersebar di mana-mana. Tantangan bagi Ikhsan selain memastikan calon pemilihnya untuk datang ke TPS adalah juga dengan menggaet pemilih di kalangan menengah ke bawah yang rata-rata diprediksi masih akan lebih memilih Airin dan Arsid.

Dari kesamaan kekuatan basis massa di kubu Airin dan Arsid sendiri, ada perbedaan mendasar. Airin-Ben akan lebih cenderung diam, tidak banyak berpropaganda, dan lebih mengedepankan aksi nyata dan perhatian langsung kepada masyarakat. Dalam hal ini, bisa dikatakan Airin akan memperkuat pencitraannya di kalangan basis massa yang masih mendukung dirinya.

Sedangkan Arsid -Elvier yang memiliki basis massa sama dengan Airin dinilai harus lebih berani "menyerang" kubu Airin agar pendukungnya bisa lebih banyak. Arsid sendiri terlihat belum mampu mengalahkan Airin dengan mengkritisi berbagai program yang sebenarnya belum maksimal selama pemerintahan Airin empat tahun belakangan. Arsid sendiri sebelumnya merupakan Asisten Daerah 1 Kabupaten Tangerang yang sebenarnya paham tentang seluk beluk birokrasi pemerintahan di Tangerang.

Kubu Airin dinilai terlihat tidak bisa berbuat banyak selain memperkuat pencitraan Airin sebagai sosok calon petahana yang bisa sukses memajukan Tangerang Selatan. Airin sudah di klaim oleh banyak pengamat tidak bisa menggaet pemilih kalangan menengah ke atas, namun justru malah Airin sangat populer dan di gemari kaum masyarakat "bawah" dan kaum Ibu-ibu.

Persaingan di antara ketiga pasang calon ini diperkirakan akan cukup ketat. Kubu Ikhsan dan Arsid juga diprediksi akan lebih menyerang Airin dengan isu korupsi dan dinasti kekuasaan. Tapi Airin dinilai juga masih sangat kuat dengan basis massa yang setia kepada dirinya. Jika Airin dianggap bisa mengantongi suara masyarakat Tangerang Selatan 70 persen, maka Ikhsan dan Arsid akan bertarung di ranah 30 persen. Mereka harus berani berhadap-hadapan. Caranya bagaimana, mereka lebih tahu lah. Kalau ngomong soal program-program, visi-misi, masyarakat enggak akan tertarik lagi.

Nampaknya masyarakat menghendaki perubahan di Tangsel, terlebih selama lima tahun ini wilayah ini pembangunan nya stagnan. Permasalahan klasik kota seperti buruknya infrastruktur, kemacetan, pengelolaan sampah dan layanan publik,minimnya lahan resapan air, maraknya alih fungsi lahan / bangunan ternyata masih menjadi kendala pembangunan di Kota Tangsel.
Masyarakat Tangsel adalah masyarakat sub-urban yang sehari-hari hidup nya dihabiskan untuk beraktifitas di Jakarta. Kurang nya kepedulian terhadap wilayah Tangsel dikarenakan intensitas yang minim. Situasi ini harusnya dapat di eksplorasi oleh para calon Walikota Tangsel nantinya. Bagaimana mereka bisa melakukan pendekatan yang efektif kepada para calon pemilih, dengan keterbatasan waktu dan interaksi yang ada. Di sini bisa menjadi kunci kemenangan .

Selama kurang lebih 5 tahun dipimpin duet Airin dan Benyamin, Kota yang dijuluki 'Kota Urban' banyak mengalami perkembangan pesat baik dari sisi Infrastruktur, Pendidikan, Kesehatan, Bisnis Jasa dan Perdagangan serta bisnis property yang lagi menjamur saat ini. Bahkan tak dipungkiri sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan APBD meningkat dengan pesat melewati beberapa kabuapten/Kota di Banten. Airin sebagai Incumbent (pejabat yang tengah memerintah), maju sebagai Incumbent memiliki keuntungan dan peluang bisa memenangi petarungan pada pilkada Tangsel. Peluang kepala daerah incumbent ternyata sangat besar, dari survey yang telah dilakukan pada Pilkada tahun 2006, ternyata dari 230 kepala daerah incumbent yang maju kembali sebagai calon kepala daerah, sebanyak 143 orang 62.17%) menang dan terpilih kembali sebagai kepala daerah. Sisanya, sebanyak 87 orang (37.83% ) kalah dari lawan lain.

Besarnya peluang Airin sebagai jika terpilih kembali ini tidak bisa dilepaskan dari keuntungan yang didapat oleh incumbent, baik keuntungan langsung maupun tidak langsung. Keuntungan langsung yang didapat oleh kepala daerah yang tengah menjabat adalah dalam bentuk popularitas. Popularitas adalah modal utama bagi kandidat yang maju dalam pemilihan langsung seperti Pilkada.

Pemilih pertama-tama akan memilih kandidat yang dikenal, paling tidak pernah didengar. Sebagus apapun kualitas dari kandidat tidak akan banyak membantu jikalau kandidat tidak dikenal oleh pemilih. Aspek popularitas incumbent ini dengan mudah bisa didapat, seperti Foto-foto kepala daerah biasa ditempel di kantor-kantor kepala desa atau rumah-rumah penduduk. Nama kepala daerah juga tiap hari muncul di media lokal dan nasional.
Airin sebagai incumbent merupakan satu- satunya tokoh yang cukup kuat (terutama dari segi popularitas dan modal) di Tangsel. Walaupun berbagai serangan bertubi-tubi dari lawan politiknya tidak cukup menyurutkan pemilih untuk kembali antusias memilih kepala daerah incumbent. Karena tidak ada tokoh alternatif lain yang sekuat kepala daerah incumbent.
Pilih janji atau bukti ?
***

Penulis : Budi Usman, Praktisi Pelayanan Publik

Go to top

Copyright © 2013  Detak Group. All rights reserved.

Support by pamulang online