Print this page

UIN 'Buka-bukaan' Ihwal Mahasiswa Yang Terlibat ISIS

Rachmat Baihaky Rachmat Baihaky

detaktangsel.com- CIPUTAT, Seorang mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidyatullah Jakarta diisukan terlibat aktivitas gerakan gerakan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). Anggota civitas akademika perguruan tinggi yang semula bernama IAIN ini angkat bicara blak-blakan.

Pemberitaan aktivitas gerakan ISIS di Indonesia makin semarak di Tanah Air. Seorang mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pun tidak luput dari gosip miring. Abu Muhammad al Indonesi alias Bachrum Syah nama mahasiswa tersebut. Ia adalah mahasiswa non-reguler jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) 2004. Ketua Jurusan KPI periode 2014 Rachmat Baihaky angkat bicara.

Baihaiky membenarkan Abu Muhammad al Indonesi alias Bachrum Syah adalah mahasiswa perguruan tinggi ini. Tetapi Bachrum belum menyelesaikan studi sampai akhir. Bachrum hanya sampai semester 3. Lalu, ia pindah kampus ke Universitas Pamulang (UNPAM).

Semasa kuliah di UIN, Bachrum beraktivitas di Lembaga Dakwah Kampus (LDK). Namun, ia tidak terlalu aktif dan hanya terdaftar sebagai anggota. Tidak aktifnya Bachrum disinyalir aktivitasnya mengikuti pengajian di luar kampus.

"Selama mengikuti perkuliahan, nilai Bachrum sering anjlok. Mungkin dikarenakan aktivitasnya di luar kampus jadi jarang mengikuti perkuliahan" tutur Baihaky, Selasa (12/8).

Pada press confrence di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ihwal ISIS, Kamis (7/8), Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan UIN Sudarnoto Abdul Hakim mengambil sikap tegas bagi mahasiswa yang terlibat ISIS akan diberhentikan.

"Kami akan menindak tegas dengan mengeluarkan mahasiswa yang terbukti atau ada kaitanya dengan ISIS" ujar Sudarnoto.

Menepis tudingan miring yang dialamatkan almamaternya sebagai basis gerakan radikal Islam, Baihaky menjelaskan, kebanyakan dari mereka adalah berasal dari sekolah umum. Mereka baru belajar dan mendalami tentang Islam. Namun, salah dalam memilih guru dan salah memahami dan menafsirkan makna Islam.

"Kebanyakan dari mereka yang mengikuti organisasi atau gerakan radikal adalah mereka yang salah memahami tentang Islam. Padahal sesungguhnya Islam sebagai agama cinta damai" tutup Baihaky.