Ditemui di kediamannya, Frida saat itu terpaksa dipapah oleh dua orang tetanganya. Frida mengaku baru pulang berobat namun bukan ke dokter melainkan teraphy. Hal ini ia lakukan lantaran semua rumah sakit yang pernah ia datangi selalu menolak.

"Mau gimana lagi kita usaha kalau ngak nyoba teraphy. Saya sudah cape, ngak kuat lagi nahan rasa sakitnya, rasanya seperti di ujung tanduk," kata Frida kepada detaktangsel.com yang saat itu menyambangi kediamannya di RT 05/01 Kelurahan Rengas, Ciputat Timur, Sabtu (28/3) pagi.

Frida, ibu paruh baya ini berusaha mengatur napasnya, guratan kekecewaan nampak jelas ketika dirinya dilempar kesana-kemari oleh pihak rumah sakit. Padahal, Frida saat ini jika berobat selalu membawa dan menunjukan kartu BPJS kepada pihak rumah sakit.

"Setiap berobat ya di bawa (BPJS-Red). Tapi ngak ada guna, buang-buang waktu. BPJS bikin pasien jadi susah lah, buat apaan ada gituan. Ngak ada gunanya," ungkap Frida yang mengaku selalu membayar iuran BPJS setiap bulan.

Wanti (47), salah satu tetangga Frida mengatakan bahwa Frida menderita sakit ginjal sejak setahun yang lalu. Wanti bersama tetangga lainnya hanya bisa prihatin dengan keadaan Frida.

"Dia selalu mengeluhkan dadanya yang sakit. Apa lagi kalau malam hari, dia selalu menangis terus," terang Wanti.

Lanjut Wanti, sudah enam rumah sakit yang menolak Frida, alasan kamar selalu penuh jika Frida mendatangi salahsatu rumah sakit yang dituju Frida jika hendak berobat.

"Kalau buat perawatan sih bisa, tapi kan dia (Frida-Red) harus cuci darah. Sudah pasti membutuhkan biaya besar," tandasnya.