Print this page

Unit Damkar Cilegon Belum Memadai

Unit Damkar Cilegon Belum Memadai

detakserang.com- CILEGON, Tingginya frekuensi kasus kebakaran yang terjadi di Kota Cilegon menjadi permasalahan serius yang harus ditangani segera. Frekuensi kegiatan yang tinggi seperti kegiatan MTQ, Pemilu bahkan kegiatan - kegiatan lain, membuat Damkar Kota Cilegon harus memaksimalkan Pelatan Pemadam Kebakaran dan Personil yang ada mengantisipasi bahaya kebakaran yang timbul sewaktu-waktu.

Seperti yang dilangsir Damkar Kota Cilegon, ditengah kepadatan penduduk Kota Cilegon disertai infrastruktur jalan yang belum memadai, dari 4 unit Damkar yang ada tak memenuhi total ideal 8 unit yang semestinya disiapkan. Bukan hanya Unit Damkar, Personil yang ada saat ini jauh memenuhi tingkat ideal bila dibandingkan dengan keterbutuhannya di Kota yang sarat dengan Manufaktur Industri.

"Untuk bisa mencapai target pelayanan, semenstinya Personil idealnya 120 orang. Sekarang yang ada hanya 53 orang. Sementara unit damkar ideal 8 Unit, Sekarang yang ada 4 unit" Tutur Pedrosio, Kasi Pemadam Kebakaran Kota Cilegon saat diwawancarai di Kantor Pemadam Kebakaran Kota Cilegon, Jumat (11/4).

Pedrosio mengatakan keterbutuhan atas peralatan pemadam kebakaran tersebut dikarenakan pihaknya telah berhitung bilamana dengan segala kemungkinan kebakaran yang terjadi di kota cilegon.

"Sekarang 1 unit mobil damkar ada di posko Merak, dekat pasar merak. kalau seandainya terjadi kebakaran di sejumlah wilayah yang tejadi sekaligus, semisalnya ada kebakaran di Suralaya, Kecamatan Merak, kita harus antisipasi itu, tiba- tiba waktu yang sama terjadi di pusat kota Cilegon, Ciwandan dan di Cibeber. Tidak mungkin cuman satu unit satu wilayah. Makanya setelah diprediksi, unit mobil damkar yang ada saya nilai belum ideal, apalagi Cilegon ini kan sarat dengan Kawasan industri, potensi terjadi kebakaran nya tinggi. Tandasnya.

Ia juga mengutarakan bahwa untuk mempercepat tanggap pelayanan kebakaran yang terjadi di Kota Cilegon, dirinya menilai bahwa unsur kecepatan tanggap harus didasari dengan infrastruktur jalan yang memadai. Selama ini pihaknya belum menilai terdapat beberapa kendala, namun apabila terjadi kebakaran dan membutuhkan waktu ke lokasi secara cepat, dengan volome kendaraan yang tinggi di jalan raya, maka hal itu akan menjadi hambatan untuk melayani penanganan kebakaran yang terjadi di Masyarakat.

"Kebakaran kan tidak bisa direncanakan, kalau misalnya target kita kelokasi kebakaran 15 menit harus sampai, sementara kejadian sore hari waktu jam macet pulang kerja, itu jadi kendala kami, kalau kita cari jalan alternatif malah makin lama, dan habis waktu. Artinya Akses jalan belum representatif untuk memungkinkan kita ke lapangan supaya mencapai target pelayanan" Pungkasnya.