Indikasi itu terlihat sangat jelas dari cara anggota pengamanan yang mengawal Jokowi saat kampanye terbuka PDI Perjuangan di Cilegon, Jumat (28/3).

Arya Dwipayana, pengamat politik dari Universitas Gajah Mada (UGM), Yogyakarta mengatakan, sejumlah kalangan purnawirawan merespon pencapresan Jokowi. Mereka pun ini membangun kekuatan untuk Jokowi. Jadi kegiatan tersebut yang bisa mempengaruhi responsip masyarakat.

Dari sisi kaca mata politik, Arya melihat dari sekian banyak partai besar yang ada, salah satunya adalah PDI Perjuangan yang menjadi sorotan bakal menjadi kendaraan politik para purnawirawan. Hal itu dilihat dalam konteks merapat Prabowo dan Aburizal Bakrie.

"Sangat mengekhawatirkan bila hal ini dalam langkah memengaruhi tentara nasional. Langkah itu tidak baik," terangnya.

Pengamat itu memaparkan, sepanjang para purnawirawan itu masuk partai untuk memberikan pendidikan politik kepada masyarakat tidaklah menjadi kendala dan masalah.

Jika para jenderal tersebut masuk ke partai untuk menakuti masyarakat agar dapat mempengaruhi suara salah satu partai, tandasnya, hal itu menjadi pekerjaan rumah (PR) tersendiri bagi Bawaslu, Pawaslu, dan KPU.

"Etika politik atau memberikan pendidikan politik kepada masyarakat hal yang tidak jadi maslah. Tetapi kalau kegiatan itu dilakukan untuk unjuk gigi dan unjuk kekuatan, maka perbuatan itu yang tidak baik," tambahnya.

Kalau sepanjang masih dalam kontek, menurutnya, mereka memiliki hak untuk itu. Jadi silahkan dengan mengerjakan netralitas TNI kepada masyarakat. (Alie)