Dosen IPB Penemu Penerjemah Tangisan Bayi

Dosen IPB Penemu Penerjemah Tangisan Bayi

BOGOR-Begitu banyak temuan inovatif dari para dosen IPB (Institut Pertanian Bogor). Jumlahnya sudah ratusan. Tapi banyak yang belum diketahui publik. Ini salah satunya karya Medhanita Dewi Renanti M. Kom, yakni aplikasi teknologi penerjemaah tangis bayi.

 

Komunikasi verbal pertama yang dikuasai bayi adalah menangis. Namun tak banyak ibu mengerti arti dari tangisan bayi tersebut. Namun, seorang Dosen Mata Kuliah Aplikasi Komputer Institut Pertanian Bogor, Medhanita Dewi Renanti M.Kom, yang berhasil menciptakan aplikasi yang mampu menerjemahkan arti tangisan bayi. Ini merupakan aplikasi pertama di Indonesia.

Terdapat lima bahasa bayi versi DBL yaitu:  “neh” berarti lapar, “owh” berarti lelah yang mengindikasikan bayi sudah mulai mengantuk, “eh” berarti ingin bersendawa, “eairh” berarti nyeri (ada angin) di perut, dan “heh” berarti tidak nyaman (bisa karena popoknya basah, udara terlalu panas atau dingin, atau hal lainnya). “Itu merupakan hasil dari terjemahan dari alat aplikasi (sofware,red) yang saat ini tengah dikembangkan, dan tingkat keakuratannya mencapai 94 persen,” ungkap wanita kelahiran Banyuwangi, 12 Mei 1983 ini.

Kepakaran untuk menentukan jenis tangis bayi versi DBL masih agak jarang digunakan sehingga informasi arti tangis bayi ini belum mudah didapatkan oleh para orang tua. Namun, dengan dibuatnya sistem ini, mempermudah komunikasi antara ibu dengan si bayi. Hal itu yang diungkapkan oleh Medhanita Dewi Renanti M.Kom, sebagai pencipta aplikasi pertama di Indonesia yang mampu menerjemahkan arti tangisan bayi.

Ia mengatakan, aplikasi itu merupakan otomatisasi dari Dunstan Baby Language (DBL). Berdasarkan situs DunstanBaby.com, DBL ditemukan oleh Priscilla Dunstan yang berasal dari Australia pada Juni 1998.

Priscilla yang juga seorang musisi klasik dengan ingatan fotografis pada suara, menemukan pola tangisan bayi dan menerjemahkannya setelah melakukan riset lebih dari delapan tahun. Namu, hasil temuannya ini dilakukan selama enam bulan, dan merupakan hasil penelitian studi jenjang S-2 yang dilakukannya. Penelitian itu menghasilkan tesis dengan judul Identifikasi Jenis Tangis Bayi menggunakan Codebook untuk Pengenal Pola dan MFCC (Mel-frequency cepstral coefficients) untuk Ekstraksi Ciri.

Medhanita mengatakan, perangkat lunak itu berbeda dengan aplikasi sejenis seperti Cry Translator yang pada 2009 telah tersedia untuk perangkat iPhone. “Cry Translator menggunakan basis data hasil penelitian Dr. Antonio Portugal (Ramirez), sedangkan aplikasi saya menggunakan DBL,” katanya.

Arti setiap jenis tangisan pada aplikasi lain itu juga berbeda dengan temuan Medhanita. Lima tafsir tangisan bayi pada aplikasi lain yang didasarkan pada hasil penelitian Dr. Antonio Portugal itu ialah tentang rasa lapar, terganggu, lelah, tertekan, dan bosan.

Medhanita menambahkan, harga perangkat yang relatif mahal untuk menjalankan aplikasi sejenis yang telah muncul sebelumnya juga akan membedakan perangkat lunak ciptaannya tersebut. (rul)

Go to top

Copyright © 2013  Detak Group. All rights reserved.

Support by pamulang online