Print this page

City Walk Bogor Tahap Dua Dibuka

City Walk Bogor Tahap Dua Dibuka

BOGOR-Rencana besar Kementrian Perhubungan yang ingin menjadikan Kota Bogor sebagai salah satu percontohan kawasan pendestrian terus dilakukan.

Setelah tahap pertama dibangun pada Oktober 2012 lalu yakni kawasan stasiun Bogor, kini giliran kawasan trotoar dari mulai Jalan Kapten Muslihat menuju Jalan Djuanda tepatnya depan Salak sepanjang 535 meter dengan lebar 4 meter dan menghabiskan anggaran Rp1,8 miliar.

Peresmian pendestrian langsung dilakukan oleh Direktur Bina Sistim Transportasi Perkotaan pada Kementerian Perhubungan Joko Sarsono yang didamping oleh Walikota Diani Budiarto berikut para komunitas pejalan kaki, sepeda, dan masyarakat yang berkebutuhan khusus (difabel).

“Keinginan kami mewujudkan program memanusiakan manusia. Karena selama ini banyak hak masyarakat khususnya pejalan kaki, pesepeda dan  masyarakat yang berkebutuhan khusus (difabel) terpinggirkan,” ujar Joko Sarsono usai membuka jalan pendestrian tahap 2, kemarin.  

Pembangunan pedestrian di Kota Bogor yang dilakukan Kementerian Perhubungan  untuk merealisasikan budaya masyarakat, yakni budaya saling menyapa, saling bekerjasama dan budaya saling tolong menolong.

Dirinya  menyebutkan, program ini untuk membangun suatu sistem transportasi berkelanjutan di Kota Bogor. “Kita akan terus mendukung untuk pembangunan pedestrian tahap berikutnya ditahun–tahun mendatang,” tambahnya.

Namun, ketika disindir bahwa kondisi pedestrian banyak disalahgunakan, dia menegaskan, pemkot harus menegakan aturan agar mereka (para PKL, tukang ojek, dan becak,red) tidak lagi berada disana. jangan sampai pedestrian dibuat mubajir karena kurangnya pengawasan dari pemerintah.  

“Pemkot harus tegas disini. Dan untuk pengawasan dibantu oleh masyarakat dan komunitas yang ada, jangan saling menyalahkan,” ungkapnya.

Walikota Bogor Diani Budiarto mengatakan, pembangunan  pedestrian merupakan bagian dari upaya pemerintah Kota Bogor dalam pembangunan insfratruktur yang berkelanjutan guna mewujudkan  Bogor Layak Bagi Pejalan Kaki.

Namun walikota berharap, tersedianya pedestrian  harus diikuti  oleh peran serta masyarakat dalam menjaga, memelihara serta memanfaatkan fasilitas tersebut bagi  kegiatan pejalan kaki dan orang-orang dengan berkebutuhan khusus (difable). “Jika tidak difungsikan akan kita tindak tegas,”imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan (DLLAJ) Kota Bogor Suharto mengatakan, fasilitas Pendestrian tahap kedua merupakan lanjutan dari pendestrian tahap pertama yang merupakan bantuan dari Kementerian Perhubungan.

“Pedestrian tahap ke dua dibangun sepajang 535 meter mulai dari Jalan Kapten Muslihat hingga depan Hotel Salak Jalan Ir. H. Juanda, dengan lebar 4 meter dan  menelan biaya Rp1,8 miliar, “ jelasnya.

Pedestrian sendiri akan terus berkelanjutan ke tahap berikutnya sampai tahun 2020 mendatang.  

Ketua Onthel Community (oncom) Kota Bogor Iwan Muhammad menyambut baik dengan  adanya   fasilitas untuk  pejalan kaki dan pesepeda di Kota Bogor. Namun, ia berharap pemerintah memperbanyak sosialisasi kepada masyarakat sehingga mereka tahu dan mengerti  bahwa  fungsi pedestrian hanya untuk pejalan kaki, pesepeda  dan untuk masyarakat yang berkebutuhan khusus.  

“Kita siap menjaga dan memelihara  agar pedestrian yang telah dibangun tidak disalahgunakan,” terang Iwan.

Ia berkeinginan pemerintah Kota Bogor bisa menyiapkan lokasi parkir sepeda dan tempat penitipan sepeda seperti di negara-negara Eropa. Tak hanya itu, adanya anjuran kepada seluruh instansi baik negeri dan swasta termasuk sekolah agar membiasakan menggunakan sepeda ke tempat kerja dan sekolahnya agar pada hari tertentu seperti hari Jum’at. (rul)