Hujan Ekstrim landa Bogor di awal tahun

ilustrasi- Hujan Ekstrem ilustrasi- Hujan Ekstrem

BOGOR- Curah hujan yang begitu tinggi, diprediksi akan terus terjadi. Karena bulan november ini merupakan puncak pertama datangnya musim hujan di wilayah Jabodetabek dan Jawa Barat. Hal itu berdasarkan prediksi dari Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) Dramaga Bogor.  

Bahkan, puncak musim hujan yang kedua akan terjadi lebih ekstrim lagi datang pada awal tahun 2014 atau di bulan Januari mendatang.

"Untuk wilayah tersebut diatas dipastikan terjadi curah hujannya diatas normal, dengan curah hujan lebih atau diatas 300 mm perbulan," ujar Kepala Stasiun Klimatologi Dramaga Bogor, Nuradi, kemarin.

Menurutnya, memang  memasuki musim penghujan kali ini curah hujan akan lebih ekstrim setiap harinya pada bulan November 2013. Karena diperkirakan hujan kali ini akan disertai angin kencang dibeberapa tempat, seperti di wilayah Bogor Bagian Barat dan Selatan.

"Hujan deras disertai angin kencang akan menyertai musim penghujan kali ini," imbuhnya.

Kondisi seperti itu, kata dia sudah dapat terlihat di beberapa kecamatan di wilayah Bogor bagian Barat, seperti Kecamatan Pamijahan, Ciampea dan Kecamatan Tenjolaya, akibat tiupan angin puting beluing disertai hujan deras ini membuat ribuan rumah ambruk dan ratusan pohon tumbang, bahkan dua orang warga tewas tertimbun longsoran.

Angin Puting beliung pun menyapu wilayah Bogor bagian selatan diantaranya kecamatan Cijeruk dan Kecematan Caringin dan menyebabkan puluhan pohon tumbang dan menimpa rumah penduduk.

"Itu yang bisa terlihat, dimana kondisi ekstrim mulai terjadi. Dimana sifat hujan diatas normal," terangnya.

Lebih lanjut ia mengatakan, perubahan cuaca yang cukup ekstim di musim penghujan kali ini disebabkan karena polsa atau siklis seperti ini mengalami peralihan dari musim kemarau ke musim hujan, sehingga cuaca yang akan terjadi akan lebih ekstrim.

"Kondisi seperti ini terjadi pada tahun 2010 lalu dan lebih basah dibandingkan dengan musim tahun ini," imbuhnya.

Karena, pada pertengahan 2010 lalu ada gejala Linina Miderate yang terjadi, akan tetapi saat ini cuaca ekstrim yang terjadi lebih diakibatkan oleh gejala dinamika atmosfer neutral. Namun ternyata saat ini malah dipengaruhi adanya badai hainan di Filipina.

Pola atau siklus seperti itu,  terjadi karena sedang peralihan dari musim kemarau ke penghujan dan seperti biasa pada peralihan disertai cuaca yang lumayan ekstrim.

"Jika anda ingat kondisi 2010 lebih basah dibanding saat ini, karena mulai pertengahan 2010 ada gejala Lanina Moderate. Saat ini gejala dinamika atmosfer neutral, kecuali ada badai hainan di Pilifina," tambah Nuradi.

Sementara itu, petugas jaga bendung Katulampa, Kota Bogor Andi Sudirman, mengungkapkan, ketinggian air di Bendung Katulampa dari mulai Selasa hingga Rabu (13/11) terpantau dibawah normal. Pasalnya, berdasarkan pantauan di papanmercu yang terpasang di bendung ketinggian air Ciliwung hanya 30 centimeter.

"Meski hujan deras melanda wilayah Kota Bogor akan tetapi ketinggian air Ciliwung masih 30 cm, hal tersebut dikarenakan di daerah hulu atau puncak hanya terjadi hujan kecil sehingga tidak berpengaruh terhadap ketinggian air di bendung Katulampa," tandasnya. (rul)

Go to top

Copyright © 2013  Detak Group. All rights reserved.

Support by pamulang online