Marsonah tinggal di rumah itu sebatang kara, sebab kelima anaknya sudah berkeluarga. Menurut salah seorang tetangga, Lubis menjelaskan kelima anak Marsonah seolah tak peduli dengan keadaan ibu kandungnya, mereka sibuk dengan urusan keluarga masing-masing. "Kasihan ngeliatnya, kadang dia ngomong sendiri. Terus jika sudah mengamuk, sampai lempar batu juga, warga di sini jadi banyak yang takut," terangnya kepadadetakbanten.com, Kamis(5/3/2015).
Kemungkinan, kata Lubis, beban berat yang dipikul sendiri membuatnya depresi. "Sungguh sangat memprihatinkan kehidupannya karena ditinggal anaknya sebatang Kara. Ditambah kondisi rumah rusak parah hingga 60 persen," katanya.
Menanggapi kondisi warganya, Kepala Desa Tonjong Udin Supriyadin mengaku telah mengajukan proposal bantuan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) ke Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Serang. Namun hingga kini belum ada respon dari Dinsos. "Hingga saat ini bantuan tersebut tidak datang," ujarnya.
Sementara itu, Komandan Rayon Militer (Danramil) Kramatwatu Kapten Muslik mengatakan, dirinya berniat merehab rumah Marsonah dengan mengajukan proposal bantuan kepada perusahaan swasta yang ada di wilayah Kramatwatu. "Kami sudah meninjau Lokasi, dan sudah ada dokumentasi juga, saat ini kami berupaya mengajukan ke perusahaan-perusaan swasta, mudah - mudahan dapat terealisasi," ungkapnya.