Wow.. Produksi Akik Terbesar Jenis Bacan Kini Ada Di Tangsel

Dimas, pengusaha batu akik jenis Bacan saat menunjukan hasil karya nya Dimas, pengusaha batu akik jenis Bacan saat menunjukan hasil karya nya

detaktangsel.com PONDOK AREN - Demam batu akik kini melanda sebagian masyarakat. Mulai dari bocah bau kencur hingga orang tua yang sudah bau tanah kubur, kini ikut-ikutan jari-jemarinya melekat batu cincin atau akik.

Tak peduli harganya mencapai ratusan ribu hingga ratusan juta bahkan hingga miliaran rupiah, pesona batu mulia maupun akik terus diburu. Tak peduli keberadaannya didasar sungai, didasar laut, ditengah hutan belantara, magnet batu akik begitu menyihir manusia untuk memilikinya.

Imbas demam batu akik, juga melanda masyarakat Kota Tangerang Selatan (Tangsel). Batu akik kini sudah menjadi trendsetter masyarakat di Kota hasil pemekaran Kabupaten Tangerang ini. Lihat saja, berbagai jenis batu akik kini bisa bisa dilihat di jari-jemari warga masyarakat Tangsel.

Seiring laju perkembangan investasi di Kota Tangsel, kini mulai marak penanam modal membuka usahanya di kota dengan tujuh kecamatan ini. Salah satunya yakni pengrajin batu mulia atau batu akik terbesar yang berada di Jalan AMD Raya Kelurahan Pondok kacang Barat, Kecamatan Pondok aren, Kota Tangsel.

Diketahui, dirumah berlantai dua tersebut proses produksi pembuatan batu cincin seperti Bacan, Pandan, Blue Safir dan lain-lainnya sudah berlangsung hampir setahun. Tepatnya Maret 2014 lalu.

"Hampir setahun kita mengerjakan berbagai batu cincin. Itu pun yang kita kerjakan hasil pesanan dari para pelanggan," ungkap Dimas (29), salahsatu karyawan ditemui di ruang finishing batu akik, Selasa (17/3).

Menurut pria asal Sukabumi Jawa Barat ini, produksi batu akiknya di pasarkan ke kota-kota besar di Indonsia. Bahkan, hingga ke manca negara.

"Kalau di Jakarta, kita buka stand di Jatinegara. Selain dari asia, bule-bule juga banyak yang datang ke stand kita," beber Dimas.

Dalam membuat batu cincin mulai dari proses poduksi hingga ketahap finishing, diakui Dimas tidak dilakukan seorang diri. Melainkan dibantu 20 orang karyawan yang sudah memiliki keahlian masing-masing.

"Butuh kehati-hatian. Mulai dari proses pemotongan bahan hingga masuk ketahap finishing, dikerjakan secara profesional," terangnya.

Saat ini, lanjut Dimas, dirinya belum berniat membuka stand di wilayah Tangsel. Sebab, dirinya fokus di wilayah Jakarta untuk memasarkan hasil kerajinannya.

"Tidak menutup kemungkinan kalau nanti kita buka di Tangsel, pokoknya kita lihat saja nanti," tutur Dimas.

Dari banyaknya konsumen yang memesan batu cincin dan akik hasil kerajinan tangan yang dikerjakan oleh Dimas bersama 20 karyawannya ini, umumnya konsumen lebih banyak yang tertarik kepada batu cincin jenis Bacan.

"Disamping batu jenis Pandan, Pirus, Black Oval dan lain sebagainya, kebanyakan Bacan yang paling banyak diminati konsumen," katanya.

Saat disinggung masalah harga, Dimas hanya tersenyum sambil memperhatikan sejumlah batu cincin jenis Bacan yang baru selesai finishing yang sengaja di jejer ditelapak tangan nya.

"Kita menjual dengan harga variatif, mulai lima juta ke atas. Kita juga menjual batu cincin yang harganya ratusan juta rupiah. Semuanya kita kerjakan disini," pungkas Dimas.

Go to top

Copyright © 2013  Detak Group. All rights reserved.

Support by pamulang online