Print this page

APKLI Bedah Buku tentang Revolusi PKL Indonesia

Ketua Umum DPP Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia (APKLI) Ali Mahsun Ketua Umum DPP Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia (APKLI) Ali Mahsun www.dakta.com

detaktangsel.com SERPONG- Kondisi kaki lima di Indonesia sangat memprihatinkan karena gencarnya pembangunan dan pengembangan kota. Pembangunan kota itu justru tidak ikut dirasakan oleh para pedagang kaki lima (PKL).

Poin ini akan menjadi pembahasan pada Bedah Buku bertema 'Revolusi Kaki Lima Indonesia'. Bedah buku ini akan di gelar di Akademi Bambu Nusantara (ABN) Serpong pada Jumat, (2/6/2017).

Kegiatan ini rencananya dihadiri Wakil Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie, Ketua Umum DPP Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia (APKLI) Ali Mahsun serta Ketua Umum DPD APKLI Kota Tangsel Desman Ariando.

Diketahui, pedagang kali lima saat ini mencapai 25 juta orang dan tersebar di kawasan ekonomi strategis di seluruh tanah air. PKL juga merupakan pilar utama ekonomi dan mata pencaharian rakyat dan kedaulatan ekonomi bangsa Indonesia.

Saat ini banyak PKL yang menghadapi kesulitan yang sangat berat. Hal ini diakibatkan dari pemerintah kurang memperhatikan kondisi para pedagang kaki lima. Dampaknya, pedagang kaki lima banyak yang kehilangan mata pencahariannya akibat penggusuran. Untuk itu, PKL berharap kedepannya mampu mendapatkan lahan.

Atas kondisi itu, sejak Maret 2015 APKLI memutuskan untuk perang bergerilya PKL kawasan ekonomi strategis. Ini sebagai upaya APKLI dapat mendongkrak daya sain PKL mampu eksis dan unggul menghadapi perdagangan bebas.