Print this page

Ide Besar DTKBP untuk Kota yang Berkelanjutan

Ide Besar DTKBP untuk Kota yang Berkelanjutan

detaktangsel.com Pembangunan yang telah dilakukan selama ini masih mengikuti pola-pola lama yang terbukti gagal dalam membangun kota yang berkelanjutan. Mereka merencanakan dan membangun kota tanpa inovasi dan kreativitas.

Contoh sederhana pembangunan jalur pejalan kaki, pesepeda dan kaum diffable yang tidak memenuhi standar kenyamanan, seperti beda level antara jalan kendaraan bermotor dan jalur pedestrian tidak diberikan akses ram, sebagian kecil pedestrian yang dipasang ubin khusus terkesan asal pasang, tidak adanya pembatas yang bisa melindungi pengguna pedestrian. Karena tidak aman dan nyaman, jalur pedestrian itu akhirnya dimanfaatkan oleh pedagang kaki lima dan tempat parkir.

Ide Besar DTKBP untuk Kota yang Berkelanjutan 2Semua kota di Indonesia membangun jalur pedestrian yang sama. Contoh yang lebih kompleks adalah dalam membangun kawasan perkotaan, seharusnya Pemerintah menggunakan pola yang dilakukan oleh pengembang dalam merencanakan dan membangun kotanya. Jadi, lahan-lahan yang akan dikembangkan harus dibebaskan dahulu, baru direncanakan dan dibangun.

Ide Besar DTKBP untuk Kota yang Berkelanjutan 3Untuk masalah transportasi publik, solusinya selalu menambah luas jalan secara landed. Harusnya dibuat jalan layang susun, atau memanfaatkan alur sungai untuk dijadikan tol sungai dan di atasnya bisa dibuat jalur transportasi publik secara melayang.

Ide Besar DTKBP untuk Kota yang Berkelanjutan 4Untuk masalah polusi, oksigen, air bersih dan material pengganti kayu, logam, plastik, benang dan energi fosil bisa dengan menanam bambu di bantaran sungai, danau, setu, jalur hijau dan median jalan, taman dan pagar kawasan.

Dampak dari itu semua, permasalahan kota seperti :
1. Polusi udara
2. Kekurangan air bersih
3. Kemacetan
4. Alih fungsi lahan pertanian menjadi bangunan
5. Banjir
6. Permukiman kumuh
7. Pedagang kaki lima
8. Pengangguran
9. Semerawut
10. SDM yang rendah
11. Tidak ada sumber daya alam
12. Tidak punya visi yang jelas
13. Demokrasi
14. Kurangnya penegakan hukum
15. Transparansi
selalu terjadi dan tidak pernah selesai.

Oleh karena itu, Dinas Tata Kota Bangunan dan Pemukiman (DTKBP) Kota Tangerang Selatan akan mengembangkan konsep Kota yang Berkelanjutan untuk mengatasi berbagai permasalahan kota dengan pendekatan : Planning - Energy – Economics –Environment – Education - Innovation (P4EI).

  • Planning : Membuat masterplan kota
  • Energy : Memanfaatkan energy terbarukan seperti biomas dari bambu, energy matahari, angin dan biogass.
  • Economics : Sistem bagi hasil.
  • Pemerintah memberikan modal tanpa bunga, menyediakan lahan dan membangun infrastruktur, sarana dan prasarana. Lalu hasilnya dibagi antara pemerintah dan warga secara proporsional.
  • Environment :
  1. Bantaran sungai dan setu, jalur hijau dan bunderan tol, tempat pembuangan sampah dan bukit sampah, taman dan pagar ditanami bambu untuk dijadikan taman dan hutan bambu.
  2. Taman, kawasan perdagangan, industri dan jasa, lingkungan sekolah, kantor dan permukiman dibuat reservoir air untuk memanen air hujan.
  3. Transportasi publik dibuat melayang di atas jalan eksisting (tidak perlu membebaskan lahan) dan di atas sungai (tol sungai).
  4. Angkutan umum diberikan system gaji bulanan dan kerja sama dengan pemilik angkutan umum untuk feeder transportasi public.
  5. Disediakan jalur pedestrian, diffable dan sepeda.
  6. Tiap kelurahan memiliki minimal 1 bank sampah.
  7. Bangunan gedung baru dibuat dengan system panggung (pilotis) tanpa basement, dinding-dinding massive dipasang vertical garden dan dak atap dihijaukan.
  8. Hunian dibuat vertical berupa apartement, rusun dan kampung deret/susun.
  9. Penataan ruang 50 (tanah tutupan) : 30 (tanah titipan) : 20 (tanah olahan).
  10. Membangun industry bambu untuk menggantikan fungsi kayu, logam, plastic, kapas dan energy fosil.
  • Education :
  1. Program Tabungan Emas Hijau (TEH) Bambu, anak-anak sekolah dasar diberikan 10 bibit bambu untuk ditanam dan dirawat, setelah tumbuh, maka hasil dari bambu yang ditanam bisa membiayai sekolah sampai jenjang yang paling tinggi.
  2. Memberikan beasiswa, pendidikan gratis, workshop, pendidikan dan pelatihan.
  3. Tiap kecamatan dibangun civic center untuk gelanggang olah raga, seni, budaya, ruang kreativitas, workshop, museum, gallery, perpustakaan, taman, auditorium, open amphitheatre dan bioskop.
  4. Membuat film, animasi, video, game, komik dengan karakter bambu sebagai media sosialisasi dan edukasi lingkungan untuk anak-anak sekolah dan mahasiswa.
  • Innovation :
  1. Membuat aplikasi pelayanan masyarakat berbasis smartphone dan open source.
  2. Membangun squaDRONE untuk mapping dan database kota.
  3. Mempermudah akses informasi melalui system online.
  4. Membuat regulasi yang pro pelayanan public.

Kota yang Berkelanjutan adalah kota yang nyaman dan mudah untuk di akses. Itulah yang akan kami lakukan dalam lima tahun ke depan yang dituangkan dalam Rencana Strategis Dinas Tata Kota Bangunan dan Pemukiman Kota Tangerang Selatan 2016-2020.(Adv)